MAKALAH
PEMANFAATAN
HASIL UN UNTUK MENINGKATKAN MUTU
PENDIDIKAN DI KABUPATEN BADUNG
Oleh
:
MGMP
IPA KABUPATEN BADUNG
2018
A. Latar
Belakang
Untuk mempersiapkan
anak didik menghadapi tantangan di masa depan, pertama-tama pendidikan harus
mengantisipasi dampak dan tuntutan globalisasi, yang akan menjadi ciri pokok
abad 21. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan nasional ke depan didasarkan
pada paradigma pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, yang berfungsi sebagai
subyek yang memiliki kapasitas untuk mengaktualisasikan potensi dan dimensi
kemanusiaan secara optimal dalam menghadapi era globalisasi. Dimensi yang
dimaksud dalam hal ini adalah: (1) afektif yang tercermin pada kualitas
keimanan dan ketakwaan, etika dan estetika, serta akhlak mulia dan budi pekerti
luhur; (2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya
intelektualitas untuk menggali ilmu pengetahuan dan mengembangkan serta menguasai
teknologi, dan (3) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan
ketrampilan teknis dan kecakapan praktis. Kesemuanya ini bermuara pada
bagaimana menyiapkan anak didik untuk mampu menjalankan kehidupan dan bukan
sekedar mempersiapkan anak didik untuk menjadi manusia yang hanya mampu
menjalankan hidupnya.
Paradigma pembangunan
pendidikan nasional menempatkan anak didik pada kedudukan yang sangat sentral.
Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia
secara holistik, yang memungkinkan ketiga dimensi kemanusiaan paling elementer
di atas dapat berkembang secara optimal. Dengan demikian, pendidikan dalam hal
ini menjadi wahana strategis bagi upaya mengembangkan segenap potensi individu.
Pendidikan dalam hal ini bertujuan membantu anak didik untuk dapat memuliakan
hidup (ennobling life). Akan tetapi, di tingkat praksis, permasalahan
pendidikan yang terjadi memperlihatkan kendala-kendala yang menghambat
tercapainya tujuan pendidikan seperti diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peningkatan mutu, relevansi, dan
daya saing menjadi salah satu penyebab dari hal ini. Pendidikan yang memiliki
kekuatan daya saing ditandai dengan mutu pembelajaran dalam program-program
pendidikan yang amat dibutuhkan oleh masyarakat. Keunggulan dan daya saing
pendidikan Indonesia yang dikaitkan dengan produktivitas tenaga kerja lulusan
pendidikan, Indonesia dalam hal ini berada pada posisi 12 dari 12 negara di
Asia (PERC, 2001).
Dalam hal mutu, Salah satu sebab
rendahnya mutu lulusan adalah belum efektifnya proses pembelajaran. Proses
pembelajaran selama ini belum mengarah pada konteks pembelajaran bermakna, dan
masih terlalu berorientasi terhadap penguasaan teori dan hafalan dalam semua
bidang studi yang menyebabkan kemampuan belajar peserta didik menjadi
terhambat. Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi pada guru (teacher
oriented) cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan, serta pertumbuhan
dan perkembangan anak, sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan,
mengasyikkan, dan mencerdaskan kurang dioptimalkan.
Apabila dilihat dari kompetisi mutu
akademik antar bangsa, melalui Programme for International Student
Assessment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei bagi
siswa usia 15 tahun, untuk bidang IPA. Apabila dibandingkan dengan negara lain
seperti Korea, peringkatnya sangat jauh, untuk bidang IPA menempati peringkat
ke 8. Sedangkan pada PISA 2006 yang diikuti oleh 57 negara, prestasi siswa
Indonesia dalam bidang IPA berada pada peringkat ke 50.
Studi lain seperti dalam Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS), yang merupakan seri
pengujian berskala internasional yang paling mutahir yang diselenggarakan di
hampir 50 negara untuk mengukur kemajuan dalam pembelajaran Matematika dan
Sains, dengan cara menyediakan data tentang prestasi siswa dalam kaitannya
dengan kurikulum, praktik pengajaran, dan lingkungan sekolah yang berbeda-beda.
Laporan hasil studi memperlihatkan masih rendahnya pencapaian prestasi siswa
pada kedua bidang pembelajaran tersebut dibandingkan dengan Negara-negara
peserta lainnya. Sebagai contoh, Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38
negara peserta pada tahun 1999, dan pada tahun 2003, Indonesia tetap berada
pada peringkat yang sama (ke 34) dari 45 negara peserta. Selanjutnya studi
internasional dalam bidang membaca pada anak-anak kelas empat sekolah
dasar/madrasah ibtidaiah di seluruh dunia (Progress in International Reading
Literacy Study) atau studi PIRLS tahun 2006 yang diikuti 45 negara termasuk
Indonesia, memperlihatkan prestasi anak Indonesia dalam bidang membaca berada
pada peringkat ke 41.
Kajian tersebut sebelumnya,
memperlihatkan bagaimana gambaran kualitas pembelajaran yang ada pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah, yang juga sekaligus merupakan gambaran dari mutu
pendidikan pada satuan pendidikan sekolah dasar dan menengah.
Selaian kajian di atas
pemerintah juga melakukan kajian terhadap mutu pendiidkan di Indonesia dengan
menggunakan Ujian Nasional. Ujian Nasional yang dilaksanakan saat ini berguna
sebagai alat untuk memantau kualitas pendidikan di sekolah dibandingkan dengan
sekolah-sekolah lainnya pada jenjang pendidikan yang sama. Hasil Ujian Nasional
SMP selama tiga tahun terakhir seperti tabel berikut ini.
Tabel
01. Hasil UN dari tahun 2016 - 2017
Secara nasional hasil UN
mengalami penurunan. Hal ini juga terjadi di Kabupaten Badung. Jika dilihat
dari tahun 2015, khususnya untuk mata pelajaran IPA rata-rata hasil UN mata
pelajaran IPA disajikan pada tabel 02 dibawah ini.
Tabel
02. Hasil UN mapel IPA dari tahun 2015 – 2017 Kabupaten Badung
Mata Pelajaran
|
Rata-Rata
|
||
2017
|
2016
|
2015
|
|
IPA
|
47.58
|
56.60
|
76.66
|
Berdasarkan trend hasil UN dari tahun 2015
sampai tahun 2017 mengalami penurunan. Walaupun penurunan disebabkan oleh banyak
hal seperti salah satunya karena perubahan atau transisi pelaksanaan UN dari UN
menggunakan kertas dan pensil menjadi UN menggunakan komputer. Namun demikian
guru dan ekosistem pendidikan yang terdiri dari dinas pendidikan, kepala sekolah,
komite sekolah termasuk masyarakat dimotivasi untuk meningkatkan mutu pendidikan
dengan memanfaatkan hasil UN.
Hasil UN merupakan refleksi dari mutu pendidikan
sehingga dengan hasil UN pula dapat dimanfaatkan sebagai alat deteksi untuk memperbaiki
kelemahan yang ditemui dengan melibatkan ekosistem pendidikan.
B. Tujuan
Tujuan dari kajian ini adalah:
1.
Memberikan
gambaran tentang kegiatan yang telah dilakukan MGMP IPA untuk memanfaatkan
hasil UN dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Badung.
2.
Memberikan
solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam meningkatkatkan mutu
pendidikan di Kabupaten Badung.
3.
Merencanakan
kegiatan yang akan dilakukan oleh MGMP IPA untuk meningkatkan mutu pendidikan
di Kabupaten Badung.
I.
Pemanfaatan Hasil UN (melalui Penelitian tindakan sekolah
di MGMP) oleh pengawas dan MGMP /Penelitian tindakan Kelas oleh Guru
A. Langkah
Pemanfaatan Hasil UN
Menyimak
dari trend hasil UN mata pelajaran IPA di Kabupaten Badung dari tahun 2015-2017
cendrung menurun, maka kami selaku pengurus MGMP berupaya untuk memanfaatkan
hasil UN tersebut demi menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten
Badung pada umumnya dan pada mata pelajaran IPA pada khususnya. Adapun
langkah-langkah yang kami lakukan antara lain:
1.
Pada
tahun 2016 MGMP IPA Kabupaten Badung menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Karier Guru
melalui Diklat Kompetensi
Profesional, Kompetensi Pedagogik, Kemampuan Menyusun Publikasi Ilmiah dan
Karya Inovatif.
2.
Pada Tahun 2016 MGMP IPA Kabupaten Badung
menyelenggarakan kegiatan Guru Pembelajaran dengan 2 (dua) metode yaitu moda
daring kombinasi dan moda tatap muka.
3.
Pada
tahun 2017 dan 2018 MGMP IPA Kabupaten
Badung menyelenggarakan kajian/ Analisis SKL dan penyunanan soal Try Out
bekerja sama dengan MKKS.
4.
Pada tahun 2017 MGMP IPA kabupaten Badung
bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Badung
menyelenggarakan kegiatan Guru Pembelajar dengan moda tatap muka penuh.
5.
Merencanakan pendidikan dan pelatihan
(diklat) penulisan soal HOTS untuk guru
IPA seKabupaten Badung bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan
Olah Ragan Kabupaten Badung dalam rangka menghadapi Ujian Nasional tahun 2019.
B. Hasil
dan pembahasan
1. Hasil
yang Dicapai
Hasil
yang diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan di atas disajikan dalam paparan
berikut ini :
1.
Hasil yang telah dicapai melalui implementasi program bantuan
peningkatan karier guru pendidikan dasar melalui MGMP IPA
SMP Kabupaten Badung, Provinsi Bali yaitu adanya 40 guru anggota MGMP IPA SMP Kabupaten Badung,
Provinsi
Bali yang
mampu meningkatkan kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional berbasis UKG, meningkatkan
kinerja, serta
meningkatkan
karier secara profesional dan proporsional.
Hal ini dapat dilihat dari hasil UKG 2016, dan publikasi ilmiah guru di jurnal
untuk kenaikan pangkat.
2.
Hasil
yang dicapai melalui kegiatan guru pembelajar tahun 2016 adalah meningkatnya
capai UKG guru yang belum mencapai KCM.
3.
Hasil yang
dicapai melalui kegiatan bedah SKL adalah teridentifikasinya indikator soal
untuk menghadapi Ujian Nasional 2017 dan 2018 dalam bentuk kisi-kisi soal dan
soal Try out UNKP dan USBN
4.
Hasil
yang dicapai melalui kegiatan guru pembelajar tahun 2017 adalah Meningkatnya
capaian hasil UKG 2017 pada guru IPA seKabupaten Badung.
5.
Hasil
yang ingin dicapai melalui kegiatan ini adalah para guru IPA di Kabupaten
Badung mampu menyusun soal berbasi HOTS sesuai dengan kaidah penulisan soal.
2. Pembahasan
Setelah
mengikuti kegiatan: (1) implementasi program bantuan peningkatan karier
guru pendidikan dasar melalui MGMP IPA
SMP Kabupaten Badung, Provinsi Bali, (2) guru pembelajar (GP), guru-guru IPA SMP Kabupaten Badung memiliki kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional berbasis UKG yang meningkat. Hal ini dapat
dilihat dari capaian hasil UKG 2016. Adanya peningkatan itu terjadi karena para
guru memahami bahwa program guru pembelajar sangat membantu dalam proses
pemahaman kompetensi guru baik pedagogi maupun professional. Selama kegiatan
pembelajaran peningkatan karir dan guru pembelajar, para guru diajak untuk
diskusi, mengerjakan tugas mandiri atau pun kelompok terkait dengan
permasalahan pada kompetensi yang masih kurang. Selain itu, ada kegiatan diskusi
tentang permasalahan yang dianggap sebagai penghambat dalam proses pembelajaran
pencapaian kompetensi pada peserta didik yang dialami di sekolah masing-masing.
Berdasarkan permasalahan yang diungkap selama kegiatan guru pembelajar yang dikaitkan
dengan materi yang dipelajari pada kompetensi pedagogi dan professional para
guru semangat berdiskusi saling berbagi pengalaman dan pengetahuan demi
peningkatan kompetensi guru.
Kegiatan lain yang juga dilakukan
seperti poin diatas adalah kegiatan bedah SKL dan penyusunan soal Try Out.
Kegiatan ini bermaksud untuk memberikan dan menemukan perkiraan materi dengan
indikator soal yang kemungkinan akan muncul saat ujian nasional. Dari hasil
kajian akan menjadi sebuah kisi-kisi soal Ujian Nasional. Kisi-kisi yang sudah
dibuat selanjutnya akan disosialisasikan ke setiap sekolah SMP di Kabupaten
Badung. Hasil UN IPA beberapa sekolah di Kabupaten Badung sangat bervariasi,
ada yang mengalami kenaikan dan ada juga yang mengalami penurunan. Kebiasaan
siswa dalam belajar, bimbingan guru dan orang tua, rekan sejawat, merupakan
factor penentu dalam pencapaian UN. Disamping itu, adanya perubahan pola UN
dari UNKP menjadi UNBK merupakan salah satu faktor juga dalam penentuan nilai
UN. Karena UNBK merupakan hal baru dan tentunya secara mental siswa akan
mengalami sedikit guncangan sehingga berpengaruh terhadap hasil UN. Berbeda
dengan tahun sebelumnya soal yang disusun pada UN 2018 berbasis pada soal HOTS.
C. Kendala
yang Ditemui Baik dengan Solusi Maupun Belum Ada Solusi
Selama
kegiatan yang sudah dilakukan oleh MGMP IPA kabupaten Badung sudah barang tentu
mengalami kendala atau hambatan. Beberapa kendala yang dihadapi dan solusi yang
dilakukan dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Masalah
kehadiran peserta diklat
Kehadiran dari peserta
dalam setiap kegiatan yang sudah dilakukan tidak pernah mencapai 100%. Kehadiran peserta berkisar antara 75-90%
dalam setiap kegiatan. Solusi yang diterapkan berupa himbauan kepada peserta
kegiatan untuk berusaha disiplin dalam hal kehadiran. Disamping himbauan,
kehadiran peserta kegiatan juga diberikan bobot nilai sebagai nilai sikap.
2. Keterampilan
guru dalam mengoperasikan komputer
Peserta kegiatan
tidak seluruhnya mampu mengoperasikan komputer, sehingga dalam pembuatan
tugas-tugas mengalami hambatan. Solusi yang dilakukan adalah membagi peserta
kegiatan menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok diusahakan ada guru
yang mampu mengoperasikan computer dengan baik.
3. Ketepatan
menyetor tugas
Kendala ini
sebagai akibat dari kendala tidak mampu mengoperasikan komputer dengan baik.
Disamping itu, tugas yang harus dikerjakan dibawa pulang sehingga kemungkinan
besar tugas yang dibawa tidak
dilanjutkan pengherjaannya di rumah. Solusi yang dilakukan dalam hal ini berupa
himbauan agar ingat mengerjakan tugas, dan member bobot nilai terhadap
ketepatan menyetor tugas.
4. Perilaku
yang menyimpang saat kegiatan berlangsung
Sikap peserta
kegiatan sangat bervariasi. Keseriusan menjadi prioritas demi kesuksesan
kegiatan. Namun ada beberapa dari peserta yang bersikap menyimpang seperti
misalnya memainkan Handphon, keluar masuk ruangan, dan mengobrol dengan teman didekatnya. Solusi
yang dilakukan untuk mengatasi kendala ini berupa teguran halus, kepada semua
peserta. Selain itu disela-sela kegiatan diberikan “ice breaking” untuk
menghidupkan kembali suasa diklat oleh nara sumber.
II. Penutup
A. Kesimpulan
Dari paparan di
atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Peningkatan
mutu pendidikan di Kabupaten Badung dapat dilakukan melalui kegiatan
peningkatan kompetensi guru demi capaian UN yang lebih baik pada tahun
berikutnya.
2.
Solusi
untuk mengatasi kendala dalam setiap kegiatan berupa himbauan kepada peserta
diklat dan pemberian bobot nilai terhadap kehadiran dan tugas-tugas peserta.
3.
MGMP
IPA Kabupaten Badung merencanakan diklat penyusunan soal HOTS untuk
meningkatkan capaian UN dan sekaligus meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten
Badung.
B. Saran-Saran
Dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Badung, peran MGMP sangat
penting. Oleh karena itu memperhatikan paparan dan simpulan diatas dapat
disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1.
Memperbaiki
hasil UN dapat dilakukan dengan memperbaiki mutu guru di MGMP melalui kegiatan
diklat peningkatan kompetensi guru.
2.
MGMP
hendaknya melakukan kajian yang lebih mendalam pada SKL dan menyusun soal Try
Out yang lebih HOTS.
3.
Memperbaiki
proses pembelajaran disekolah dan lebih menekankan pada pencapaian kompetensi
lulusan.