PENERAPAN BUDAYA POSITIF MELALUI KESEPAKATAN KELAS DALAM
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK KELAS IX A SMP NEGERI 3 PETANG TAHUN
PELAJARAN 2020/2021
Oleh:
I GEDE
JONIARTA
Calon
Guru Penggerak Kabupaten Badung Provinsi Bali
1.1 LATAR BELAKANG
Sekolah sebagai tempat belajar hendaknya memberikan kenyamanan dalam pembelajaran. Sama halnya dengan rumah sebagai tempat belajar pertama dan utama bagi anak. Sebagai tempat belajar, sekolah perlu dibuat senyaman mungkin baik dari segi penataan lingkungan maupoun suasana belajarnya. Untuk mencapai hal tersebut tentu di sekolah harus memiliki budaya positif.
Budaya positif sekolah merupakan kebiasaan yang disepakati bersama untuk dijalankan dalam waktu yang lama. Jika kebiasaan positif ini sudah membudaya maka nilai-nilai karakter yang diharapkan akan terbentuk pada diri peserta didik. Lingkungan sekolah sebagai lembaga pendidikan dalam pembentukan karakter anak perlu membangun budaya positif. Budaya positif adalah kebanggaan bagi setiap sekolah. Namun sekarang ini moral positif siswa sangat memprihatinkan. Banyak siswa yang kurang menghargai guru dan teman-temannya. Sekolah menjadi tempat dalam mensosialisasikan nilai-nilai budaya yang tidak hanya terbatas pada nilai-nilai keilmuan saja, melainkan semua nilai-nilai kehidupan yang memungkinkan mampu mewujudkan manusia yang berbudaya.
Dalam hal ini
penerapan budaya positif merupakan tanggung jawab dari peserta didik, tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan. Budaya positif akan tercermin dalam
pembelajaran didalam kelas. Situasi kelas akan menjadi nyaman dan timbul rasa
kepedulian satu sama lain. Sehingga akan menciptakan budaya yang baik. Dampak
yang paling dirasakan apabila budaya positif berkembang di sekolah adalah
suasana sekolah menjadi nyaman dan tenang. Karena seluruh warga sekolah
memiliki tingkat kepedulian yang tinggi dari budaya positif yang dikembangkan.
Oleh sebab itu budaya positif tersebut akan tercipta dengan sendirinya, semua
elemen sekolah akan merasa memiliki sekolah dengan baik. Mereka akan sadar
bahwa pengaruh dan dampak besar dari budaya positif yang dibentuk di sekolah.
Begitu juga
dengan pembentukan karakter anak didik di sekolah. Cara yang paling tepat
adalah dengan pembiasaan prilaku positif. Pembiasaan ini kita kenal dengan
budaya. Untuk membentuk karakter maka perlu dibangun budaya positif di
lingkungan sekolah. Guru memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter
peserta didik ini. Namun tantangan kompleks akan banyak ditemui mengingat
terdapat bermacam keunikan dari peserta didik pada setiap kelas. Selain
mengajar, guru juga harus mampu mendidik peserta didik dalam mengatur prilaku
peserta didik di kelasnya.
Salah
satu hal yang penulis lakukan terkait prilaku positif di kelas sebagai ruang
lingkup yang lebih kecil adalah membuat kesepakatan bersama peserta didik di
dalam kelas. Kesepakatan bersama ini bernama dengan kesepakatan kelas.
Kesepakatan kelas adalah kesepakatan yang dibuat bersama oleh semua anggota
kelas yaitu guru dan peserta didik. Kesepakatan ini merupakan hasil diskusi di
dalam kelas yang biasanya dilakukan di awal tahun ajaran atau awal kegiatan
pembelajaran. Kegiatan ini penulis terapkan dengan cara beberapa langkah untuk
meningkatkan kedisiplinan di kelas yang akan tertera di dalam deskripsi aksi
nyata. Kesepakatan kelas adalah salah satu bentuk disiplin positif. Pada
kesepakatan kelas di dalamnya tidak terdapat ancaman atau hukuman. Semua tujuan
yang diinginkan telah didiskusikan berikut dengan konsekuensinya apabila
dilanggar.
Displin positif yang diterapkan melalui kesepakatan kelas pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran siswa dan memunculkan motivasi intrinsik dalam membentuk karakter positif. Kesepakatan antara guru dan peserta didik ini membuat peserta didik merasa dilibatkan dan didengar pendapatnya sehingga mereka akan lebih bertanggung jawab dalam menjalanankan setiap kesepakatan dan komitmen yang telah dibuat.
1.2 DESKRIPSI AKSI NYATA
Dalam pelaksanaan kegiatan aksi
nyata yang berisikan penerapan budaya positif melalui kesepakatan kelas ini
memuat beberapa langkah dalam pelaksanaannya. Keterlibatan setiap peserta didik
dan guru dalam ruang kelas diyakini dapat mewujudkan budaya positif di sekolah.
Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam menyusun kesepakatan kelas
untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik adalah:
1. Menentukan
tujuan yang ingin dicapai
Pada awal kegiatan pembelajaran biasanya penulis
akan menanyakan kepada peserta didik tentang harapan untuk kondisi kelasnya.
Penulis akan memberikan pertanyaan pemantik seperti “apa harapan kalian untuk
kondisi kelas yang membuat kalian nyaman”. Respon yang didapat dari murid
seperti “Serius tapi santai”, “Belajar dengan pembawaan santai”. Kegiatan ini
penulis sampaikan melalui pertemuan lewat zoom meeting dengan memberikan
pertanyaan dan dibuat atau didokumentasikan dalam power point dan selanjutnya
dibuat dalam bentuk poster kesepakatan kelas.
2. Merumuskan
tindakan untuk mencapai tujuan
Setelah guru dan peserta didik menentukan tujuan, kami
berdiskusi merumuskan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut. Penulis memulainya dengan memberikan pertanyaan seperti “Kira-kira
untuk mencapai harapan tersebut apa yang seharusnya anak-anak lakukan?”
Pertanyaan untuk merumuskan tindakan mencapai tujuan juga bisa berhubungan
dengan sikap murid seperti “Sikap apa sajakah yang seharusnya muncul dalam
kegiatan pembelajaran kita?”. Respon yang didapat adalah “Saling mengingatkan”,
“Saling membantu dengan teman”, Selalu kompak dan solid atau “Selalu hidup
rukun”. Saling ,menghornati, lingkungan harus bersih. Dan dari curah pendapat
tersebut dapat disimpulkan secara bersama-sama beberapa poin penting sebagai
kesepakatan kelas.
Pada langkah ini
penulis mengarahkan murid untuk mengambil Sembilan poin sebagai
kesimpulan. Antara lain :
1.
Pembelajaran diselingi dengan canda tawa (santai)
2.
Hadir tepat waktu
3.
Saat pembelajaran ketika ada satu orang bicara maka yang lain mendengarkan dengan baik
4.
Jujur
5.
Bertanggung jawab
6.
Bebas berpendapat dan berkreasi dalam diskusi
7.
Saling menghormati
8.
Tertib
9.
Menjaga kebersihan
Selanjutnya
dilakukan langkah-langkah:
1.
Guru dan peserta didik menandatangani
kesepakatan yang sudah dibuat pada padlet
2.
Menulis kesepakatan kelas dalam bentuk poster.
Guru bersama murid menuliskannya dalam bentuk poster.
3.
Mengirim kesepakatan kelas di google classroom,
dan juga dalam grup WA kelas dengan
tujuan agar setiap peserta didik mempunyai salinan kesepakatan kelas tersebut.
4.
Merefleksi kesepakatan kelas
Refleksi dilakukan secara intens untuk mengetahui kinerja dari kesepakatan kelas. Pertanyaan yang akan penulis tanyakan seperti “Bagaimana perasaan kalian dengan kesepakatan kelas ini ?”
1.3 HASIL AKSI NYATA
Hasil yang diperoleh dari aksi nyata “Penerapan
Budaya Positif Melalui Kesepakatan Kelas Dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Peserta Didik” dapat dipaparkan sebagai berikut.
1. Guru benar-benar dapat memaksimalkan fungsinya di dalam kelas dengan kesepakatan kelas yang telah dibuat .
2. Peserta didik benar-benar merasa diperhatikan dan didengarkan dengan melibatkan mereka dalam pembuatan kesepakatan kelas. Mereka menjadi lebih terbuka dalam mengemukakan pendapat secara terbuka dan munculnya sikap saling menghargai pendapat temannya. Peserta didik mengetahui konsekuensinya apabila mereka melanggar kesepakatan. Segala bentuk kegiatan di kelas akan terorganisir dengan baik dan bermakna.
3.
Memberikan interaksi aktif untuk guru dan
peserta didik serta terciptanya hubungan yang harmonis antara guru dan peserta
didik melalui kesepakatan kelas. Ini terlihat dari kerja sama dan kolaborasi
antara guru dan semua peserta didik yang memiliki latar belakang dan
keunikannya tersendiri.
4. Suasana
belajar peserta didik di kelas lebih bahagia oleh karena terciptanya kenyamanan
belajar pada kelas yang kondusif.
5. Kehadiran
siswa di kelas virtualpun menjadi tepat waktu.
6.
Satu tugas yang diberikan kepada peserta didik
bisa bersentuhan dengan beberapa jenis literasi seperti literasi baca-tulis,
literasi kesehatan, literasi lingkungan, literasi numerasi, literasi finansial,
literasi teknologi informasi, literasi spiritualitas, literasi seni-budaya, dan
literasi kewarganegeraan. Intinya, kembali kepada kreativitas guru dalam
memberikan penugasan kepada peserta didik.
7.
Pengumpulan tugas di Google Classroom menjadi
semakin baik.
1.4 PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI
PELAKSANAAN
Hal baik yang di dapat dari aksi
nyata melalui penerapan kesepakatan kelas, peserta didik perlahan menyadari
bahwa aturan dibuat untuk kebaikan. Mereka mulai berperilaku positif dengan
kesadaran tanpa pengawasan guru. Karena sejatinya peran guru di dalam kelas
adalah sebagai pembimbing. Tantangan dalam melaksanakan kesepakatan kelas
adalah konsistensi untuk melaksanakan disiplin positif di kelas. Menaati
kesepakatan untuk kebaikan membutuhkan konsistensi.
Dengan mengetahui pendapat dari
peserta didik, penulis merasa bahwa kesepakatan yang telah penulis dan peserta
didik lakukan selama PJJ dapat memenuhi hampir keseluruhan harapan dan impin
peserta didik.
1.5 RENCANA PERBAIKAN DI MASA MENDATANG
Segala kegiatan yang sudah
dilaksanakan pasti ada kekurangannya, oleh karena itu penulis akan selalu
mengadakan refleksi diri untuk mengadakan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan
literasi yang telah penulis lakukan. Penulis akan melakukan pemerataan terhadap
pendapat dan ide dari seluruh peserta didik di kelas dengan cara lebih
mendengarkan ide dan pendapat peserta didik serta memberikan kesempatan kepada
seluruh peserta didik untk memberikan pendapatnya. Hal ini bertujuan agar
peserta didik merasa lebih puas akan keterlibatannya dalam diskusi untuk mencapai
kesepakatan kelas. Selain itu penulis akan menggali sumber-sumber lain dan
memberdayakan sumber yang telah ada terkait pembiasaan budaya positif di
sekolah. Kedepannya penulis akan menularkan hal-hal baik yang sudah dilakukan
terkait penerapan literasi selama PJJ kepada rekan-rekan sejawat di sekolah.
Penulis akan melakukan perubahan pelaksanaan literasi kepada peserta didik
menyesuaikan dengan lingkungan mereka tinggal, misalnya jika peserta didik
tidak dapat menemukan sumber bacaan mereka bisa menulis atau menceritakan
situasi lingkungan keadaan di sekitar tempat tinggalnya.
1.6 DOKUMENTASI KEGIATAN
Berikut adalah beberapa dokumentasi pelaksanaan aksi nyata Penerapan Budaya Positif Melalui Kesepakatan Kelas Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik
Gambar 01. Kesepakatan Kelas yang sudah disetujui bersama-sama
Gambar 02. Kesepakatan Kelas di
unggah di google classroom