KOMUNITAS
PRAKTISI SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI SMP NEGERI 3 PETANG
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2020/2021
OLEH
:
I
GEDE JONIARTA
CGP
KABUPATEN BADUNG
PEMERINTAH
KABUPATEN BADUNG
DINAS
PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA
SMP
NEGERI 3 PETANG
2021
I.
PENDAHULUAN
Komunitas
praktisi merupakan strategi pelengkap bagi pengembangan profesi yang
berkelanjutan. Komunitas praktisi merupakan strategi pelengkap bagi
pengembangan profesi yang berkelanjutan. Konsep Komunitas Praktisi sudah banyak
diterapkan oleh berbagai profesi dan penting pula diterapkan oleh para aktor
utama dalam pendidikan yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Istilah
Komunitas Praktisi diperkenalkan oleh Etienne Wenger dalam bukunya Community of
Practice. Ia mengatakan bahwa Komunitas Praktisi adalah “Sekelompok individu
yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka
lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara
rutin” (Wenger, 2012). Praktik yang dimaksud bergantung pada konteks peran
sehari-hari anggota komunitas praktisi. Praktik dalam Komunitas Praktisi Guru
dapat berupa praktik mengajar dan interaksi dengan murid atau orang tua. ( Klik disini untuk download)
1.1
Tujuan
Komunitas Praktisi
Komunitas
Praktisi memiliki 5 tujuan, yaitu :
1.
Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan
dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang
praktik pengajaran dan pembelajaran
2.
Memberi dukungan pada anggota melalui
interaksi dan kolaborasi sesama anggota
3.
Mendampingi anggota untuk memulai dan
mempertahankan pembelajaran mereka
4.
Mendorong anggota untuk menyebarkan
capaian anggota melalui diskusi dan berbagi
5.
Mengintegrasikan pembelaj ran yang
didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari
1.2
Manfaat
Komunitas Praktisi
Komunitas Praktik penting
sebagai strategi pembelajaran profesional, karena memiliki potensi untuk:
•
Membangun jejaring antar guru, kepala
sekolah dan pengawas sekolah dan rekan sejawatnya untuk memiliki kesempatan
berinteraksi secara rutin. Para anggota yang datang dari latar belakang berbeda
dapat bermanfaat bagi anggota yang lain ;
•
Memberikan ruang berbagi informasi, isu
kontekstual, pengalaman pribadi yang dapat membangun pemahaman dan wawasan atas
sebuah isu bersama ;
•
Membangun dialog atau diskusi antar rekan
sejawat yang dapat mengeksplorasi strategi dan solusi baru atas tantangan yang
dihadapi dan saling mendukung dalam proses pengembangan diri ;
•
Menstimulasi pembelajaran melalui
komunikasi, mentoring, coaching dan 4 refleksi diri ;
•
Membagikan pengetahuan yang ada untuk
membantu anggota dalam meningkatkan praktik mereka dengan menyedikan forum
untuk mengidentifikasi solusi untuk masalah umum dan proses untuk mengumpulkan
dan mengevaluasi praktik terbaik;
•
Memperkenalkan proses kolaboratif kepada
kelompok dan organisasi untuk mendorong gagasan dan pertukaran informasi ;
•
Mendorong anggota komunitas untuk
mengembangkan aksi nyata dengan hasil yang terukur; dan
•
Menghasilkan pengetahuan baru untuk
membantu anggota mengubah praktik mereka untu mengakomodasi perubahan kebutuhan
dan teknologi
1.3
Karaktristik
Komunitas Praktisi
Tidak semua komunitas
dapat dikategorikan sebagai komunitas praktisi. Ada tiga karakteristik yang
membedakan komunitas praktisi dengan komunitas lain:
1.
Domain Adanya kesamaan atas hal yang
dianggap penting oleh anggota komunitas. Contohnya: Tujuan, identitas, minat,
latar belakang, nilai yang dipercaya, keresahan tentang sesuatu isu atau
persoalan bersama.
2.
Komunitas Adanya norma/aturan sosial yang
disepakati oleh anggota. Contohnya: Saling menghormati antar anggota, keinginan
untuk berbagi, niat baik saling mendukung, interaksi yang rutin, terbuka untuk
saling bertanya dan niat baik untuk saling mendukung dan berkontribusi.
3.
Praktik Adanya pengetahuan yang
dikembangkan, dibagikan dan dipelihara sebagai hasil dari kegiatan komunitas
praktisi. Contohnya: Informasi, hasil pembelajaran, pengetahuan yang dibagikan,
alat dan bahan untuk pembelajaran atau hasil pembelajaran, dokumen-dokumen dan
video.
1.4
Aktivitas
dalam Komunitas Praktisi
Dengan karakter yang
telah dijelaskan, maka sebuah komunitas praktisi setidaknya memilki aktivitas
yang meliputi :
1.
Berbagi masalah dan mengembangkan proses
untuk mencari penyelesaian masalah
2.
Merumuskan tindakan untuk menyelesaikan
masalah
3.
Berbagi pengalaman menjalankan praktik
4.
Merefleksikan tindakan-tindakan yang sudah
diambi l untuk melakukan perbaikan
5.
Mendokumentasikan kegiatan dan produk para
anggotanya untuk bahan belajar
1.5
Budaya
Positif dalam Komunitas Praktisis
Lingkungan yang positif
adalah aspek penting dalam belajar tidak hanya bagi murid, tapi juga bagi orang
dewasa karena dapat menimbulkan aman dan nyaman saat belajar. Lingkungan
belajar yang positif akan mendorong anggota komunitas untuk dapat terbuka
menunjukkan rasa ingin tahunya dan nyaman mengemukakan pemikiran yang berbeda
dari anggota komunitas yang lain. Selain itu, berada dalam lingkungan belajar
yang positif membuat anggota terbuka terhadap kegagalan dan tantangan yang
dialami sehingga memungkinkan bagi komunitas praktisi bersamasama mencari
solusi yang tepat. Apa saja strategi yang dapat dilakukan oleh Guru Penggerak
dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif?
1. Pembelajaran yang
relevan bagi anggota Komunitas.
Motivasi belajar
orang dewasa akan meningkat jika topik pembelajaran relevan bagi kebutuhan
profesionalnya sehari-hari. Anggota komunitas praktisi perlu mengidentifikasi
tujuan dan alasan belajarnya dengan jelas sehingga dapat tergambarkan dampak
hasil belajarnya bagi dirinya sendiri dan hal-hal yang dianggap penting.
2. Membangun
nilai-nilai Bersama
Anggota Komunitas
Praktisi perlu menyepakati nilai-nilai bersama agar interaksi antara anggota
dapat berjalan dengan nyaman. Menentukan nilai dan kode etik yang perlu ada di
dalam Komunitas, bisa dengan menanyakan kepada para anggota bagaimana mereka
ingin diperlakukan satu sama lain atau bagaimana suasana yang mereka ingin
rasakan saat belajar di dalam komunitas. Contohnya: Setiap anggota memiliki
kesempatan belajar dan berkontribusi yang setara, setiap anggota terbuka pada
ide-ide yang berbeda, dan setiap anggota harus memperlakukan anggota lain
dengan hormat dan santun. Nilai dan kode etik dalam komunitas perlu dibangun
melalui dialog yang positif agar dapat dijalankan dengan nyaman oleh seluruh
anggota komunitas.
3. Melibatkan anggota
dalam pengambilan keputusan
Orang dewasa
adalah pembelajar yang mandiri yang ingin turut mengelola proses belajarnya.
Oleh karena itu, anggota komunitas juga perlu dilibatkan dalam pengambilan
keputusan-keputusan dalam Komunitas Praktisi. Menentukan topik pertemuan
komunitas atau cara belajar di komunitas bahkan menentukan pembagian peran di
komunitas dengan dialog adalah contoh proses pengambilan keputusan yang dapat
dilakukan bersama anggota.
4. Membangun relasi
yang positif antar anggota
Hubungan anggota
di dalam komunitas praktisi perlu dibangun secara positif. Guru Penggerak dapat
memfasilitasi aktivitas-aktivitas yang memberi kesempatan kepada anggota untuk
saling mengenal lebih dekat satu sama lain. Relasi yang positif antara anggota
juga meningkatkan rasa percaya dan aman saat belajar di dalam komunitas. Relasi
yang positif juga dapat diciptakan dengan membangun sikap saling mendukung dan
mengapresiasi setiap capaian kecil yang terjadi di antara anggota komunitas.
5. Menjadikan
refleksi dan umpan balik menjadi bagian dari proses rutin
Lingkungan belajar
yang positif dapat dibangun dengan menjadikan refleksi sebagai bagian dari proses
rutin di Komunitas Praktisi sehingga anggota komunitas terbiasa melakukan
refleksi secara mandiri, begitu pula dengan memberikan dan menerima umpan
balik. Terbuka terhadap umpan balik adalah karakteristik guru-guru yang dapat
terus berkembang.
Lingkungan belajar yang positif akan
mendukung proses belajar guru. Ceritakan kelima strategi di atas kepada rekan
sejawat anda di dalam Komunitas Praktisi sehingga seluruh anggota bersemangat
dan berkomitmen mewujudkan lingkungan belajar yang positif.
1.6 Peran
Guru Penggerak dalam Komunitas Praktisi
1.7
Tahap
Pengembangan Komunitas Praktisi
Berikut ini adalah tahapan dalam
pengembangan Komunitas Praktisi :
1. Tahap merintis
Tahap merintis
adalah tahapan memulai sebuah komunitas, Guru Penggerak dapat mengawali
membangun Komunitas Praktisi dengan strategi berikut.
a. Membangun
percakapan awal. Guru penggerak melakukan percakapan awal dengan pemimpin
sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator urusan, wali kelas atau dengan guru
mata pelajaran terkait dengan tujuan dan perubahanperubahan yang ingin dicapai
sekolah serta pengembangan kompetensi guru. Percakapan awal sebaiknya dilakukan
secara individu agar diskusi bisa lebih dalam.
b. Menemukan pengikut
pertama. Pengikut pertama adalah rekan guru yang bersemangat dan bersedia turut
menggerakkan komunitas belajar ber sama Guru Penggerak . Para pengikut pertama
biasanya memiliki keresahan yang sama dengan guru penggerak serta berkomitmen
untuk turut menggerakkan komunitas praktisi, memiliki kemauan belajar yang kuat
atau sudah menerapkan pembelajaran yang berpusat pada murid.
c. Membangun
percakapan bermakna. Percakapan bermakna dimulai dengan pemetaan masalahmasalah
dan rencana solusi yang bisa dilakukan bersama. Percakapan berakhir dengan
kesepakatan membentuk komunitas prakt i s i sebagai tempat belajar , berdiskusi
dan mengembangkan praktik baik.
2. Tahap menumbuhkan
Pada tahap menumbuhkan,
komunitas praktisi diharapkan dapat menyebarluaskan pengetahuan dan praktik
baik secara lebih luas. Apa saja yang bisa dilakukan oleh penggerak dan anggota
komunitas? a. Menyelenggarakan
pertemuan belajar secara rutin.
Pertemuan
rutin akan memperkuat proses belajar anggota di komunitas. Jadwal dan lamanya
pertemuan rutin perlu disepakati oleh anggota komunitas agar anggota
berkomitmen menghadiri pertemuan baik dalam bentuk tatap muka ataupun dalam jaringan.
Pertemuan rutin juga memfasilitasi anggota komunitas untuk saling berbagi
praktik baik yang dilakukan di ruang kelas dan dampaknya pada murid.
Selanjutnya, pertemuan rutin harus sesuai dengan kebutuhan belajar anggota atau
menyesuaikan dengan konteks masalah yang ingin dipecahkan.
b. Mendorong dan
mendampingi anggota komunitas menerapkan hasil belajar.
Guru penggerak mendorong
dan mendampingi anggota untuk mempraktikkan hasil belajar di Komunitas .
c. Mendokumentasikan
dan membagikan hasil belajar.
Guru Penggerak dan
anggota Komunitas Praktisi bisa mendokumentasikan hasil kegiatan komunitas dan
praktik baik yang telah dibagikan di komunitas dalam bentuk tulisan, rekaman
audio atau video. Proses dokumentasi ini bermanfaat sebagai sumber belajar bagi
anggota komunitas secara lebih luas. Selanjutnya, hasil dokumentasi dapat
membagikan hasil pertemuan belajar atau liputan kegiatan pada kanal belajar
yang sudah disepakati sebelumnya baik di WhatsApp grup, Telegram, halaman
Facebook atau website sekolah. Publikasi konten pembelajaran atau praktik baik
dapat menjadi bagian dari percakapan bermakna yang dapat dilakukan di
Komunitas. Hasil dokumentasi juga dapat menjadi bagian dari cerita perubahan
yang bermanfaat untuk proses monitoring dan evaluasi ketercapaian tujuan
belajar anggota komunitas sehingga perlu dikelola dengan baik.
3. Tahap merawat keberlanjutan
Komunitas
Praktisi adalah tahap untuk memastikan proses baik yang sudah berjalan di dalam
komunitas akan terus memberi dampak positif bagi anggota komunitas dan murid
walaupun ter jadi perubahanperubahan situasi yang berkaitan dengan Komunitas
Praktisi. Contohnya, adanya pergant ian kepala sekolah, guru penggerak pindah
ke sekolah lain, atau bertambah atau berkurangnya anggota. Langkah merawat keberlanjutan
antara lain:
a. Mengembangkan
anggota menjadi Penggerak Komunitas Praktisi.
Dalam periode waktu
tertentu, Guru Penggerak perlu mengidentifikasi anggota-anggota yang berpotensi
untuk menjadi penggerak untuk kemudian diberikan tanggung jawab sebagai
pengelola kegiatan dengan peran yang berbeda-beda sehingga dapat memahami
tantangan di setiap peran. Dengan demikian, anggota akan terbiasa menjadi
penggerak dan bisa memastikan aktivitas Komunitas Praktisi sesuai tujuan dan
kebutuhan anggota.
b. Menginisiasi
kolaborasi.
Komunitas Praktisi dapat
mulai menginisiasi kolaborasi dengan pihak-pihak di luar komunitas yang dapat
memperkaya pembelajaran anggota dan dapat membantu anggota mencapai tujuan atau
menyelesaikan masalah. Guru Penggerak dapat mendorong anggota komunitas untuk
terlibat dalam proyek-proyek kolaborasi tersebut. Menyelenggarakan proyek
kegiatan murid. Proyek kegiatan murid memberikan manfaat bagi guru dan murid
secara langsung. Proses pengelolaan kegiatan yang kompleks melatih dan menguji
anggota komunitas dalam hal komunikasi, kreativitas dan kolaborasi. Proyek
kegiatan murid juga dapat memberikan dampak langsung yang terukur bagi capaian
hasil belajar murid.
II.
KOMUNITAS
PRAKTISI DI SMP NEGERI 3 PETANG
2.1
Pembentukan
dan pelaksanaan Komunitas Pratisi
Langkah-langkah yang
dilakukan Calon Guru Penggerak dalam membentuk dan melaksanakan kegiatan
Komunitas Praktisi di SMP Negeri 3 Petang, yaitu :
1.
Mendata
masalah-masalah yang dihadapi guru selama pembelajaran jarak jauh
Di sekolah saya merintis komunitas praktisi diawali dengan rapat
dengan rekan-rekan guru pada tanggal 8 Januari 2021. Saat rapat para guru
mengutarakan keluhan saat pembelajaran jarak jauh semester ganjil 2020/2021.
Dari keluhan para guru dapat disimpulkan masalah yang dihadapi adalah tingkat
partisifasi siswa masih rendah. Ini Nampak dari kehadiran siswa saat vicon
masih sedikit yang bisa hadir dikelas maya. Demikian juga saat pengumpulan
tugas masih ada yang belum mengumpulkan tugas meskipun sudah lewat batas waktu.
2.
Memfasilitasi
penyusunan alternative penyelesaian masalah yang dihadapi
Berawal dari keluhan dan kendala yang dihadapi maka saya selaku
CGP menawarkan kepada para rekan guru untuk mencari solusi terhadap
permasalahan itu. Melaui proses diskusi
dimana setiap guru mengemukakan ide-idenya dan cara pandangnya terhadap
kemungkinan solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah kehadiran siswa
3.
Merumuskan
solusi pemecahan masalah yang dihadapi
Setelah proses diskusi berlangsung
maka diperoleh beberapa solusi pemecahan masalah antara lain :
1. Dibentuknya
komunitas praktisi. Komunitas ini beranggotakan guru mapel, wali kelas, Ka.Ur
dan Pembina OSIS.
2. Setiap
minggu komunitas praktisi melakukan pertemuan untuk mengkomunikasi hal-hal
terkait dengan tingkat keaktifan siswa dalam belajar PJJ
3. Mengingatkan
seluruh siswa akan pentingnya manfaat belajar.
4. Membuat
kesepakatan kelas dimasing-masing maple dan kelas.
5. Mengumumkan
kesepakatan kelas di WAG atau GC
6. Memantau
keaktifan siswa dalam PJJ
7. Mengumumkan
nama-nama siswa yang tidak aktif dalam PJJ
8. Mengadakan
kunjungan rumah oleh guru mapel, wali, Pembina OSIS, BK, dan Wakasek/Kaur ke
rumah siswa yang tidak aktif dalam PJJ.
4.
Pelaksanaan
kegiatan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
Setelah diperoleh solusi pemecahan
masalah, semua guru yang merupakan anggota dari komunitas praktisi mulai
melaksanakan kegiatan implementasi solusi pemecahan masalah pada masing-masing kelas
dan mapel yang diampu.
Adapun kegiatan guru dalam komunitas
praktisi ini antara lain :
a. Membuat
pengumuman akan pentingnya kehadiran dan keatifan siswa dalam kelancara PJJ
melalui media WA Grop siswa.
Gambar 01. Pengumuman yang dibuat di Grop
WAG
b. Membuat
kesepakatan kelas dengan siswa sesuai dengan mapel yang diampu.
Gambar 02. Kesepakatan kelas yang dibuat
bersama siswa
c. Memasang
dan mensosialisasikan kesepakatan kelas di room masing-masing.
Gambar 03. Kesepakatan
kelas disosialisasikan melalui Google
Classroom
d. Memantau
kehadiran siswa saat pembelajaran sesuai dengan jadual pelajaran
Gambar 04. Pemantauan kehadiran siswa melalui Google Classroom dan zoom meeting
e. Merekap
kelengkapan tugas yang disetorkan oleh siswa ke guru mapel
Gambar 05. Merekap siswa yang belum
menyetorkan tugas
f.
Mengumumkan nama-nama siswa yang belum
menyetorkan tugas
Gambar 06. Contoh nama
siswa yang belum menyetorkan tugas
g. Melaksanakan
kunjungan rumah siswa yang belum pernah hadir dan menyetorkan tugas pada hari
Senin, 25 Januari 2021.
Gambar 07. Kunjungan ke rumah siswa
yang belum meyetorkan tugas oleh CGP dan wali kelas
2.2
Hasil
Pelaksanaan Komunitas Praktisi
Capaian hasil kegiatan komunitas praktisi ini sudah sesuai dengan
harapan yaitu meningkanya keaktifan siswa dalam PJJ. Hal ini dapat dilihat dari
:
1. semakin
banyak siswa yang mengerjakan tugas dalam PJJ dan kehadiran saat tatap muka
secara daring.
2. Rekan
guru dalam komunitas praktisi juga semakin antusias dan bersemangat memberi
motivasi dan perhatian kepada murid.
2.3
Evaluasi,
Refleksi dan Tindak Lanjut
a.
Evaluasi
Berdasarkan hasil yang diperoleh
selama pelaksanaan komunitas praktisi ini dapat disampaikan bahwa komunitas
praktisi di SMP Negeri 3 Petang sudah berhasil dengan baik yang ditandai dengan
semakin banyak siswa yang hadir di google
classroom dan saat zoom meeting. Kegiatan berhasil tentunya berkat dukungan
dari semua rekan-rekan guru yang mau bergabung ke dalam komunitas praktisi di
SMP Negeri 3 Petang.
b.
Refleksi
Kelemahan
yang dirasakan sebagai tantangan selama kegiatan ini meskipun sudah berhasil antara
lain :
1. Tidak semua siswa memiliki HP/laptop dalam mendukung PJJ.
2. Tidak semua guru menggunakan aplikasi GC dalam pembelajaran
3. Rasa malas siswa dalam mengerjakan tugas.
Solusi mengatasi tantangan :
1. Siswa bisa berkolaborasi dengan teman-temanya dan siswa juga bisa
datang kesekolah secara bergantian untuk mengumpulkan tugas ke guru mapel
masing-masing.
2. Guru yang belum memgggunaan aplikasi GC diajak untuk mendownlod
aplikasi dan membimbingnya agar bisa menggunakan aplikasi tersebut.
3. Lebih sering memberikan motivasi pada siswa dan juga melakukan
kunjungan rumah
Kelebihan yang dapat dilihat selama pelaksanaan komunitas praktisi ini
adalah yaitu:
1.
antusiasme guru yang tinggi
untuk mau bergabung dalam komunitas praktisi ini
2.
murid menyambut baik kesepakatan
kelas ini dan akan mematuhinya dalam pembelajaran (respon positif)
3.
Hubungan CGP dengan rekan guru
dan siswa sangat baik, sehingga mudah melakukan komunikasi dan koordinasi
c.
Tinda
Lanjut
Merujuk pada keberhasilan, kendala,
tantangan dan kelebihan dalam kegiatan komunitas praktisi di SMP Negeri 3
Petang makar rencana yang akan dilakukan Calon Guru
Penggerak terkait praktik dan pembelajaran yang telah dilakukan mengenai
penerapan disiplin positif di kelas dan perintisan komunitas praktisi adalah
1.
Lebih sering menekankan
pentingnya disiplin positif dalam
belajar dan juga di rumah kepada anak
2.
Menggunakan pendekatan siklus
dalam penerapan komunitas praktisi di SMP Negeri 3 Petang
III.
PENUTUP
Komunitas
praktisi memberikan wadah bagi para guru untuk belajar dan berpartisipasi dalam
pengembangan diri mereka. Interaksi dan dialog antara anggota komunitas dapat
berupa berbagi kekhawatiran, masalah, dan praktik baik untuk direfleksikan
bersama-sama. Dengan begitu, anggota komunitas dapat saling dukung untuk
mandiri dan berdaya memenuhi kebutuhan profesionalismenya. Maka, penting bagi
semua anggota komunitas untuk berkontribusi dan memanfaatkan semua aktivitas di
dalam komunitas.