IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MEWUJUDKAN
MERDEKA BELAJAR PADA ANAK
Artikel
Oleh:
I
Gede Joniarta
Calon
Guru Penggerak Kabupaten Badung
Guru
di SMP Negeri Satap Sangkan Gunung
WHO menetapkan virus Corona sebagai sebuah pandemi. Istilah
pandemi menurut KBBI dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak di
mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas. Saat ini virus Covid 19,
(Covid-19 adalah singkatan dari Corona Virus Disease 2019 yang berarti virus
corona Covid-19 ini pertama kali muncul di tahun 2019) sudah meluas menjangkiti
hampir semua negara di dunia. Corona virus adalah keluarga besar virus yang
bisa menyebabkan penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan
paling parah, seperti Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom
Pernapasan Akut Parah (SARS). Sejak pertama kali virus ini terdeteksi di Wuhan,
China, pada Desember 2019, wabah ini telah berkembang sangat cepat. WHO lalu
melabeli wabah virus corona Covid-19 ini sebagai pandemi global.
Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa
lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan
sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare, Gejala-gejala
yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa
orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap merasa sehat.
Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu
perawatan khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit COVID-19 menderita
sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan
orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan
darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes, punya kemungkinan lebih besar
mengalami sakit lebih serius.
WHO melalui situs resminya www.who.int menyebutkan beberapa
cara untuk mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan cara
melakukan beberapa langkah pencegahan:
1. Seringlah mencuci
tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik
berbahan dasar alkohol.
2.
Jaga jarak setidaknya
1 meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin.
3.
Hindari menyentuh
mata, hidung, dan mulut.
4.
Pastikan Anda dan
orang-orang di sekitar Anda mengikuti etika batuk dan bersin
5.
Tetaplah tinggal di
rumah jika merasa kurang sehat.
6.
Tetap ikuti informasi
terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 hindari bepergian ke tempat-tempat
tersebut.
Kesehatan lahir dan batin siswa, guru, kepala sekolah dan
seluruh warga sekolah menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan kebijakan
menjaga jarak agar rantai penyebaran terputus dan merupakan salah satu
pertimbangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republilk Indonesia mengeluarkan
Surat Edaran no. 4 tahun 2020. Poin 2 dalam SE no.4 tahun 2020 menyebutkan
bahwa:
a. Belajar dari Rumah
melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh
capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun keluiusan;
b. Belajar dari Rumah
dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi
Covid-19;
c. Aktivitas dan tugas
pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan
kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas
belajar di rumah;
Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan
baiik yang bersifat kualitatif dan berguna. Implikasi dari SE Mendikbud
no.4/2020 membuat sekolah melakukan pembelajaran dari rumah untuk para peserta
didik, untuk bisa menghasilkan pembelajaran bermakna sesuai point 2a maka guru
harus memilih model pembelajaran yang tepat agar menjadi pembelajaran yang
bermakna. Pembelajaran dari rumah terus berlanjut sampai dengan 2 Mei 2020 yang
merupakan hari Pendidikan Nasional dimana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
memberikan amanah sebagai pembina pada kegiatan upacara memperingati Hari
Pendidikan tersebut. Dalam pidatonya Mendikbud menyebutkan pendidikan yang
efektif membutuhkan kolaborasi dari guru, siswa dan orangtua, beliau juga
menyebutkan saat pandemi Covid 19 ini adalah saat yang tepat untuk melakukan
inovasi dan bereksperimen. Dapat diambil kesimpulan bahwa beliau sudah
menyebutkan pembelajaran yang tepat dalam masa pandemi Covid 19 ini adalah
suatu pembelajaran yang melakukan kolaborasi, inovasi dan eksperimen.
Selanjutnya Mendikbud juga memberikan 7 tips belajar dari rumah yang antara
lain menyebutkan untuk membagi kelas dalam kelompok kecil dan mencoba
model/metode Project Based Learning karena melatih siswa berkolaborasi,
gotong royong dan empati.
Model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based
Learning yang disebutkan oleh Mendikbud adalah salah satu model
pembelajaran yang membuat siswa aktif dan mandiri dalam pembelajaran. Model
pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang dapat digunakan
untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih berbagai keterampilan
berpikir, sikap, dan keterampilan konkret. Sedangkan pada permasalahan
kompleks, diperlukan pembelajaran melalui investigasi, kolaborasi dan
eksperimen dalam membuat suatu proyek, serta mengintegrasikan berbagai subjek
(materi) dalam pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis
proyek diharapkan melatih kemandirian, kolaborasi dan eksperimen didalam diri
siswa atau peserta didik.
Bila kita mengacu pada pandangan Ki Hadjar Dewantara dalam
pendidikan bahwa seorang guru selalu memberikan tuntunan yang optimal kepada
peserta didik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamanya maka pernyataan ini
berimplikasi kepada setiap guru hendaknya senantiasa memberikan tuntunan kepada setiap
peserta didik sesuai bakat dan minatnya. Lebih lanjut Ki Hadjar Dewantara
menegaskan dan mengingat pada kita bahwa kaum pendidik hanya dapat menuntun tumbuhnya atau hidupnya
kekuatan-kekuatan itu, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup
dan tumbuhnya itu. Dari konsepsi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Ki
Hadjar Dewantara ingin; a) menempatkan anak didik sebagai pusat pendidikan, b)
memandang pendidikan sebagai suatu
proses yang dengan demikian bersifat dinamis, dan c) mengutamakan keseimbangan
antar cipta, rasa, dan karsa dalam diri anak.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini
bila dikaitkan dengan alternative pembelajaran dimasa pandemic yang dikemukakan
oleh menteri pendidikan sangat relevan dengan pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning) agar sesuai dengan kodrat alam dan korat zaman anak.
1.2 Deskripsi Aksi Nyata
Sebelum dilaksanakan aksi nyata, maka penulis menyusun tahapan-tahapan kegiatan antara lain :
1.
Tahapan Persiapan
a. Pembuatan desain pembelajaran yang memuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disetujui oleh Kepala Sekolah.
b. Menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran berbasis
proyek dan peran orang tua dalam pembelajaran tersebut hal ini
perlu dilakukan untuk meyakinkan orang tua bahwa mereka tidak diharapkan
menjadi guru karena tidak semua orang tua bisa mendampingi full, sebagian orang
tua masih harus pergi bekerja dan melakukan pekerjaan dari rumah. Beri tahu
orang tua bahwa guru tetap akan membantu proyek yang dikerjakan siswa dengan
terus berkomunikasi dan tidak memberi mereka beban berlebihan. Orang tua juga
perlu diberitahu jenis teknologi yang guru gunakan dan yang mungkin digunakan
oleh anak-anak mereka. Untuk keluarga yang tidak memiliki akses ke teknologi
atau internet, beri pemahaman bahwa kegiatan memerlukan akses ke smartphone
atau ponsel pintar, perlengkapan alat-alat listrik yang mudah ditemukan di
rumah atau yang mudah diperoleh.
c. Menjelaskan manfaat melakukan pembelajaran berbasis
proyek di rumah yaitu membuat anak aktif dan tidak hanya
terpaku pada lembar kerja atau layar handphone. Proyek adalah cara yang bagus
untuk membuat anak terlibat dalam pembelajaran otentik dan membangun
keterampilan yang bermanfaat. Guru juga dapat menunjukkan bahwa proyek merupakan
peluang yang baik bagi keluarga untuk melakukan berbagai hal bersama dan
sebaliknya proyek juga dapat membuat anak mandiri.
d. Menjelaskan cara mendukung anak-anak mereka yaitu
dengan memberikan pemahaman kepada orangtua bahwa setiap anak mempunyai gaya yang
berbeda dalam belajar, beberapa tips bisa diberikan untuk mempermudah orangtua
dalam mendampingi anaknya belajar di rumah yaitu temukan area dan atur untuk
mengerjakan tugas sekolah, meskipun itu sudut ruangan. Selanjutnya biarkan anak
melatih keterampilan presentasi mereka dan mengajukan pertanyaan serta
mendapatkan umpan balik dengan cara bekerja sama dengan siswa lain menggunakan
aplikasi teleconference ataupun dengan bertanya orang lain yang lebih tua. Tips
ketiga adalah membuat jadwal harian dan mingguan, dan mematuhi tenggat waktu
sebagai bagian dari keterampilan manajemen diri
2.
Tahapan pelaksanaan
Pelaksanaan
pembelajaran berbasis proyek di masa pandemi Covid 19 dilakukan menggunakan
dengan memilih media yang tepat karena pembelajaran tidak dilakukan secara
tatap muka tapi dilakukan menggunakan metode pembelajaran jarak jauh.
Pelaksanaan pembelajaran dari rumah yang merupakan pembelajaran jarak jauh
menekankan pada konsep pembelajaran dengan menggunakan suatu media yang
memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan pembelajar, dengan tidak
menimbulkan beban baru karena kondisi pembelajaran yang terjadi adalah bukan
kondisi normal. Maka perlu ada media yang mendukung pembelajaran jarak jauh
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Media yang dipilih haruslah
media yang dikenal umum, mudah digunakan, menjembatani komunikasi gurudan
siswa, dan free/tidak berbayar selain tentu saja mempertimbangkan kondisi dan
lokasi guru, siswa dan orangtua (susah sinyal, ekonomi dan tingkat pemahaman
terhadap teknologi). Media dengan kriteria tersebut dipilih karena pembelajaran
berbasis proyek merupakan pembelajaran pembelajaran konstruktif yang berpotensi
memberdayakan kemampuan kognisi tingkat tinggi. Dalam artikelnya, Irham Ramadhani
dan Motlan mengutip pernyataan dari Mansoor dan Moss (1997) yang berpendapat
bahwa Project Based Learning adalah pendekatan kolaboratif untuk belajar
dan mengajar yang menempatkan peserta didik dalam situasi di mana mereka
menggunakan bahasa otentik untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai bagian dari
proses, siswa merencanakan proyek, bekerja dalam tugas yang kompleks, dan
menilai kinerja dan kemajuan mereka. Sebuah proyek dirancang di sekitar
isu-isu, pertanyaan atau kebutuhan yang diidentifikasi oleh peserta didik.
Sebagai model pembelajaran, pembelajaran berbasis proyek mempunyai
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini
sebagai langkah awal agar siswa mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang
muncul dari fenomena yang ada.
2. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab
pertanyaan yang ada, disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui
percobaan.
3.
Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek.
Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang
tersedia dan sesuai dengan target.
4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan
monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Siswa mengevaluasi
proyek yang sedang dikerjakan.
5.
Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian
dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
6.
Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk
mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata
pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.
1.3 Hasil Aksi Nyata
Hasil yang diperoleh selama menjalankan aksi nyata ini adalah:
- Guru
mengembangkan inovasi pembelajaran yang berpihak pada murid (student centered).
Sebagai tujuan merdeka belajar guru menelaah respon dari diagnosis non-kognitif
awal pada google form. Peserta didik menyatakan tidak suka jika diberi
tugas-tugas yang hanya menjawab soal terus. Hal tersebut menimbuklan kebosanan.
Beranjak dari hal tersebut, keberpihakan yang dimaksud adalah mengubah
instruksi menjadi kesepakatan-kesepakatan berdasarkan gaya belajar yang
diinginkan peserta didik. Penekanan merdeka belajar pada kesanggupan
menyelesaikan tugas proyek atas keinginan anak, kesanggupan untuk melibatkan
orang tua sebagai sumber belajar dirumah, inovasi karya berdasarkan potensi
yang dimiliki, dan kebebasan berpendapat saat mempresentasikan hasil karya
dalam vicon.
- Respon
siswa terkait usaha guru menciptakan merdeka belajar melalui penugasan Project
sangatlah positif. Peserta didik sangat antusias mengikuti kegitan pembuatan
proyek berupa membuat rangkaian listrik sederhana dengan menggunakan bahan dan
barang bekas sehingga para murid dapat merasa senang dan bebas mengeluarkan
ide-ide kreatif mereka dan menghilangkan anggapan bahwa pembelajaran IPA menakutkan melainkan menyenangkan.
- SelainRespon
siswa di atas, hasil lain adalah produk rangkaian listrik sederhana dan video/foto
pembuatannya, serta suasana murid saat bekerja berkelompok
c. 1.4 Refleksi Aksi Nyata
Hal baik yang di dapat dari aksi nyata merdeka belajar berbasis Tri Hita Karana tersebut adalah perlahan mengubah mind set penulis tentang pola pengajaran guru. Jika awalnya penulis selalu memberikan tugas melalui instruksi sekarang lebih diupayakan memberikan tuntunan tanpa melepaskan. Kesepakatan di awal pembelajaran diperlukan untuk menggali potensi peserta didik. Dari tuntunan tersebut akan tercipta kreativitas peserta didik sesuai potensi yang dimilikinya. Tugas pendidik menuntun secara relevan dan kontekstual mewujudkan murid merdeka sesuai kodratnya sendiri. Hal tersebut menciptakan kesenangan (neng), keheningan (ning), ketenangan (nang), dan renungan (nung) bagi peserta didik dalam menanamkan budhi dan pekerti. Kendala yang dialami, yaitu sulitnya menuntun peserta didik dalam kondisi belajar daring. Solusi yang dilakukan, yaitu karena tidak dapat bertatap muka secara langsung, pendidik harus ekstra sabar dalam memberikan tuntunan. Kendala dalam pelaksanaan belajar dari rumah diikhlaskan untuk tujuan menghamba pada murid di tengah pandemi.
1.5 Rencana Perbaikan di Masa Mendatang
Kedepannya penulis akan menularkan hal-hal baik yang sudah dilakukan terkait penerapan merdeka belajar kepada rekan-rekan guru di sekolah. Secara berkala pada waktu rapat, seluruh guru diajak untuk melakukan refleksi tentang praktik baiknya mengajar. Sehingga dari refleksi tersebut akan muncul keberhasilan dan kelemahan yang perlu diperbaiki. Keberhasilan yang dialami guru akan menjadi kekuatan bagi sekolah untuk meningkatkan layanannya kepada peserta didik.
1.6. Dokumentasi Kegiatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar