Minggu, 24 Januari 2021

AKSI NYATA MODUL 1.4

 

PENERAPAN BUDAYA POSITIF MELALUI KESEPAKATAN KELAS DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK KELAS IX A SMP NEGERI 3 PETANG TAHUN PELAJARAN 2020/2021


Oleh:

I GEDE JONIARTA

Calon Guru Penggerak Kabupaten Badung Provinsi Bali

1.1 LATAR BELAKANG

Sekolah sebagai tempat belajar hendaknya memberikan kenyamanan dalam pembelajaran. Sama halnya dengan rumah sebagai tempat belajar pertama dan utama bagi anak. Sebagai tempat belajar, sekolah perlu dibuat senyaman mungkin baik dari segi penataan lingkungan maupoun suasana belajarnya. Untuk mencapai hal tersebut tentu di sekolah harus memiliki budaya positif.

Budaya positif sekolah merupakan  kebiasaan yang disepakati bersama untuk dijalankan dalam waktu yang lama. Jika kebiasaan positif ini sudah membudaya maka nilai-nilai karakter yang diharapkan akan terbentuk pada diri peserta didik. Lingkungan sekolah sebagai lembaga pendidikan dalam pembentukan karakter anak perlu membangun budaya positif. Budaya positif adalah kebanggaan bagi setiap sekolah. Namun sekarang ini moral positif siswa sangat memprihatinkan. Banyak siswa yang kurang menghargai guru dan teman-temannya. Sekolah menjadi tempat dalam mensosialisasikan nilai-nilai budaya yang tidak hanya terbatas pada nilai-nilai keilmuan saja, melainkan semua nilai-nilai kehidupan yang memungkinkan mampu mewujudkan manusia yang berbudaya.

Dalam hal ini penerapan budaya positif merupakan tanggung jawab dari peserta didik, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Budaya positif akan tercermin dalam pembelajaran didalam kelas. Situasi kelas akan menjadi nyaman dan timbul rasa kepedulian satu sama lain. Sehingga akan menciptakan budaya yang baik. Dampak yang paling dirasakan apabila budaya positif berkembang di sekolah adalah suasana sekolah menjadi nyaman dan tenang. Karena seluruh warga sekolah memiliki tingkat kepedulian yang tinggi dari budaya positif yang dikembangkan. Oleh sebab itu budaya positif tersebut akan tercipta dengan sendirinya, semua elemen sekolah akan merasa memiliki sekolah dengan baik. Mereka akan sadar bahwa pengaruh dan dampak besar dari budaya positif yang dibentuk di sekolah.

Begitu juga dengan pembentukan karakter anak didik di sekolah. Cara yang paling tepat adalah dengan pembiasaan prilaku positif. Pembiasaan ini kita kenal dengan budaya. Untuk membentuk karakter maka perlu dibangun budaya positif di lingkungan sekolah. Guru memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter peserta didik ini. Namun tantangan kompleks akan banyak ditemui mengingat terdapat bermacam keunikan dari peserta didik pada setiap kelas. Selain mengajar, guru juga harus mampu mendidik peserta didik dalam mengatur prilaku peserta didik di kelasnya. 

Salah satu hal yang penulis lakukan terkait prilaku positif di kelas sebagai ruang lingkup yang lebih kecil adalah membuat kesepakatan bersama peserta didik di dalam kelas. Kesepakatan bersama ini bernama dengan kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas adalah kesepakatan yang dibuat bersama oleh semua anggota kelas yaitu guru dan peserta didik. Kesepakatan ini merupakan hasil diskusi di dalam kelas yang biasanya dilakukan di awal tahun ajaran atau awal kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini penulis terapkan dengan cara beberapa langkah untuk meningkatkan kedisiplinan di kelas yang akan tertera di dalam deskripsi aksi nyata. Kesepakatan kelas adalah salah satu bentuk disiplin positif. Pada kesepakatan kelas di dalamnya tidak terdapat ancaman atau hukuman. Semua tujuan yang diinginkan telah didiskusikan berikut dengan konsekuensinya apabila dilanggar.

Displin positif yang diterapkan melalui kesepakatan kelas pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran siswa dan memunculkan motivasi intrinsik dalam membentuk karakter positif. Kesepakatan antara guru dan peserta didik ini membuat peserta didik merasa dilibatkan dan didengar pendapatnya sehingga mereka akan lebih bertanggung jawab dalam menjalanankan setiap kesepakatan dan komitmen yang telah dibuat.



1.2 DESKRIPSI AKSI NYATA

Dalam pelaksanaan kegiatan aksi nyata yang berisikan penerapan budaya positif melalui kesepakatan kelas ini memuat beberapa langkah dalam pelaksanaannya. Keterlibatan setiap peserta didik dan guru dalam ruang kelas diyakini dapat mewujudkan budaya positif di sekolah. Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam menyusun kesepakatan kelas untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik adalah:

1.  Menentukan tujuan yang ingin dicapai

Pada awal kegiatan pembelajaran biasanya penulis akan menanyakan kepada peserta didik tentang harapan untuk kondisi kelasnya. Penulis akan memberikan pertanyaan pemantik seperti “apa harapan kalian untuk kondisi kelas yang membuat kalian nyaman”. Respon yang didapat dari murid seperti “Serius tapi santai”, “Belajar dengan pembawaan santai”. Kegiatan ini penulis sampaikan melalui pertemuan lewat zoom meeting dengan memberikan pertanyaan dan dibuat atau didokumentasikan dalam power point dan selanjutnya dibuat dalam bentuk poster kesepakatan kelas.

2.  Merumuskan tindakan untuk mencapai tujuan

Setelah guru dan peserta didik menentukan tujuan, kami berdiskusi merumuskan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Penulis memulainya dengan memberikan pertanyaan seperti “Kira-kira untuk mencapai harapan tersebut apa yang seharusnya anak-anak lakukan?” Pertanyaan untuk merumuskan tindakan mencapai tujuan juga bisa berhubungan dengan sikap murid seperti “Sikap apa sajakah yang seharusnya muncul dalam kegiatan pembelajaran kita?”. Respon yang didapat adalah “Saling mengingatkan”, “Saling membantu dengan teman”, Selalu kompak dan solid atau “Selalu hidup rukun”. Saling ,menghornati, lingkungan harus bersih. Dan dari curah pendapat tersebut dapat disimpulkan secara bersama-sama beberapa poin penting sebagai kesepakatan kelas.

Pada langkah ini penulis mengarahkan murid untuk mengambil Sembilan poin sebagai kesimpulan.  Antara lain :

1. Pembelajaran diselingi dengan canda tawa (santai)

2. Hadir tepat waktu

3. Saat pembelajaran ketika ada satu orang bicara maka yang lain mendengarkan   dengan baik

4. Jujur

5. Bertanggung jawab

6. Bebas berpendapat dan berkreasi dalam diskusi

7. Saling menghormati

8. Tertib

9. Menjaga kebersihan

Selanjutnya dilakukan langkah-langkah:

1.          Guru dan peserta didik menandatangani kesepakatan yang sudah dibuat pada padlet

2.          Menulis kesepakatan kelas dalam bentuk poster. Guru bersama murid menuliskannya dalam bentuk poster.

3.          Mengirim kesepakatan kelas di google classroom, dan juga dalam grup WA kelas dengan tujuan agar setiap peserta didik mempunyai salinan kesepakatan kelas tersebut.

4.          Merefleksi kesepakatan kelas

Refleksi dilakukan secara intens untuk mengetahui kinerja dari kesepakatan kelas. Pertanyaan yang akan penulis tanyakan seperti  “Bagaimana perasaan kalian dengan kesepakatan kelas ini ?” 


1.3 HASIL AKSI NYATA

Hasil yang diperoleh dari aksi nyata “Penerapan Budaya Positif Melalui Kesepakatan Kelas Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik” dapat dipaparkan sebagai berikut.

1.      Guru benar-benar dapat memaksimalkan fungsinya di dalam kelas dengan kesepakatan kelas yang telah dibuat .

2.  Peserta didik benar-benar merasa diperhatikan dan didengarkan dengan melibatkan mereka dalam pembuatan kesepakatan kelas. Mereka menjadi lebih terbuka dalam mengemukakan pendapat secara terbuka dan munculnya sikap saling menghargai pendapat temannya. Peserta didik mengetahui konsekuensinya apabila mereka melanggar kesepakatan. Segala bentuk kegiatan di kelas akan terorganisir dengan baik dan bermakna. 

3.      Memberikan interaksi aktif untuk guru dan peserta didik serta terciptanya hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik melalui kesepakatan kelas. Ini terlihat dari kerja sama dan kolaborasi antara guru dan semua peserta didik yang memiliki latar belakang dan keunikannya tersendiri.

4.      Suasana belajar peserta didik di kelas lebih bahagia oleh karena terciptanya kenyamanan belajar pada kelas yang kondusif. 

5.      Kehadiran siswa di kelas virtualpun menjadi tepat waktu.

6.       Satu tugas yang diberikan kepada peserta didik bisa bersentuhan dengan beberapa jenis literasi seperti literasi baca-tulis, literasi kesehatan, literasi lingkungan, literasi numerasi, literasi finansial, literasi teknologi informasi, literasi spiritualitas, literasi seni-budaya, dan literasi kewarganegeraan. Intinya, kembali kepada kreativitas guru dalam memberikan penugasan kepada peserta didik.

7.       Pengumpulan tugas di Google Classroom menjadi semakin baik.


1.4   PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI PELAKSANAAN 

Hal baik yang di dapat dari aksi nyata melalui penerapan kesepakatan kelas, peserta didik perlahan menyadari bahwa aturan dibuat untuk kebaikan. Mereka mulai berperilaku positif dengan kesadaran tanpa pengawasan guru. Karena sejatinya peran guru di dalam kelas adalah sebagai pembimbing. Tantangan dalam melaksanakan kesepakatan kelas adalah konsistensi untuk melaksanakan disiplin positif di kelas. Menaati kesepakatan untuk kebaikan membutuhkan konsistensi. 

Dengan mengetahui pendapat dari peserta didik, penulis merasa bahwa kesepakatan yang telah penulis dan peserta didik lakukan selama PJJ dapat memenuhi hampir keseluruhan harapan dan impin peserta didik.  


1.5  RENCANA PERBAIKAN DI MASA MENDATANG

Segala kegiatan yang sudah dilaksanakan pasti ada kekurangannya, oleh karena itu penulis akan selalu mengadakan refleksi diri untuk mengadakan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan literasi yang telah penulis lakukan. Penulis akan melakukan pemerataan terhadap pendapat dan ide dari seluruh peserta didik di kelas dengan cara lebih mendengarkan ide dan pendapat peserta didik serta memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untk memberikan pendapatnya. Hal ini bertujuan agar peserta didik merasa lebih puas akan keterlibatannya dalam diskusi untuk mencapai kesepakatan kelas. Selain itu penulis akan menggali sumber-sumber lain dan memberdayakan sumber yang telah ada terkait pembiasaan budaya positif di sekolah. Kedepannya penulis akan menularkan hal-hal baik yang sudah dilakukan terkait penerapan literasi selama PJJ kepada rekan-rekan sejawat di sekolah. Penulis akan melakukan perubahan pelaksanaan literasi kepada peserta didik menyesuaikan dengan lingkungan mereka tinggal, misalnya jika peserta didik tidak dapat menemukan sumber bacaan mereka bisa menulis atau menceritakan situasi lingkungan keadaan di sekitar tempat tinggalnya. 

 

1.6  DOKUMENTASI KEGIATAN

Berikut adalah beberapa dokumentasi pelaksanaan aksi nyata Penerapan Budaya Positif Melalui Kesepakatan Kelas Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik



     Gambar 01. Kesepakatan Kelas yang sudah disetujui bersama-sama


Gambar 02. Kesepakatan Kelas di unggah di google classroom


                               Gambar 03. Kehadiran siswa tepat waktu

       Gambar 04. Ketepatan waktu siswa menyetor tugas di Google classroom