Jumat, 26 Februari 2021

Penerapan Strategi KSE (Kompetensi Sosial-Emosional)

 

KELOMPOK : 2



Anggota :  1. I Gede Joniarta

                    2. Ni Made Sulistrisiana Dewi

Tabel Penyusunan Teknik  Pembelajaran Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE)

Petunjuk:

1.       Terdapat 5 KSE yang sedang dipelajari, yaitu: a. Kompetensi Kesadaran Diri- Pengenalan Emosi, b. Kompetensi Pengelolaan Diri– Mengelola Emosi dan Fokus, c. Kompetensi Kesadaran Sosial – Keterampilan Berempati, d. Kompetensi Kemampuan Berinteraksi/berhubungan Sosial, e. Kompetensi Pengambilan Keputusan yang Bertanggungjawab

2.       Buatlah contoh penerapan Keterampilan sosial-emosional dalam lingkup kegiatan rutin, terintegrasi dalam pebelajaran, dan dalam protocol (budaya atau tata tertib sekolah)

3.       Setiap kelompok membuat 2 (dua) contoh penerapan keterampilan sosial-emosional (salah satu ditetapkan oleh fasilitator dan satu lainnya bebas memilih sesuai pilihan kelompok)

4.       Setiap kelompok mendiskusikan tugas dalam breakout room dan jika waktu tidak mencukupi maka dapat dituntaskan secara mandiri dan akan diunggah di LMS 2.2.a.5.1 Unggah hasil ruang kolaborasi pada hari Jumat tanggal 26 Februari 2021

5.       Hasil tugas kelompok tersebut akan dipresentasikan pada hari Sabtu tanggal 27 Februari 2021 sesuai jadwal Vicon

6.      Sebagai referensi tentang bagaimana menyusun teknik pembelajaran KSE silahkan mempelajari 16 contoh pada lampiran 2 halaman 70 modul 2.2.

 

KSE

RUANG

LINGKUP

TEKNIK PEMBELAJARAN  KSE (sesuai dengan jenjang pendidikan murid)

KOMPETENSI PENGELOLAAN DIRI

RUTIN (waktu khusus  di luar kegiatan akademik)

1.    Teknik Bernafas dengan kesadaran penuh

2.    Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru : Mengajak siswa untuk bernafas dengan kesadaran penuh. Minta murid untuk berhenti melakukan kegiatan apapun dan menarik nafas dalam-dalam dan kemudian melepaskannya perlahan-lahan. Lakukan sebanyak 10 kali. Minta mereka untuk merasakan jalannya nafas  masuk dan keluar dari tubuh, lalu minta mereka merefleksikan apa yang mereka rasakan pada tubuh, pikiran, dan perasaan mereka setelah melakukan kegiatan tersebut.

3.    Penjelasan tentang apa yang dikatakan pada murid: Guru menanyakan perasaan murid setelah melakukan kegiatan itu

4.    Penjelasan tentang tujuan: Kegiatan ini bertujuan untuk merileksasikan ketegangan dan stress yang dialami oleh pikiran

Terintegrasi dalam mata pelajaran

1.       Teknik Menyadari Kondisi Tubuh (Body Scanning)

2.    Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru: Mengajak siswa untuk menyadari kondisi tubuh. Arahkan perhatian siswa pada bagian tubuh yang spesifik contohnya tangan kanan, setelah itu tarik nafas mendalam. Amati tangan kanan untuk merasakan sensasinya.

3.    Penjelasan tentang apa yang dikatakan pada murid: Apa yang kalian rasakan setelah melakukan kegiatan tersebut?

4.    Penjelasan tentang tujuan: Kegiatan ini bertujuan untuk merileksasikan otot-otot pada tangan sehingga kelelahan pada otot bisa dihilangkan.

PROTOKOL (BUDAYA atau TATA TERTIB)

1.    Teknik: Mindful Eating

2.    Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru: Minta murid-murid mengikuti Model S-S-S untuk mempraktekkan pola makan dengan berkesadaran

·         Sit - minta anak duduk saat makan

·         Slow - minta anak untuk makan secara perlahan

·         Savor - minta siswa menikmati makanan mereka (mengunyahnya dengan benar, merasakan tekstur dan rasa dari makanan yang mereka makan)

·         Ajak murid untuk merefleksikan perbedaan makan dengan berkesadaran dan tidak.

3.    Penjelasan tentang apa yang dikatakan pada murid: Guru meminta murid untuk duduk, murid diajak untuk berdoa dan makan dengan baik dan kesadaran

4.    Penjelasan tentang tujuan: Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan murid untuk makan dengan kesadaran penuh.

 

 

KSE

RUANG

LINGKUP

TEKNIK PEMBELAJARAN  KSE (sesuai dengan jenjang pendidikan murid)

KOMPETENSI BERINTERAKSI DAN  BERHUBUNGAN SOSIAL

RUTIN (waktu khusus  di luar kegiatan akademik)

1.    Teknik: Cari teman baru

2.    Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru: : Berikan tantangan pada murid untuk duduk dengan teman yang berbeda saat makan siang di kantin.Dorong mereka untuk mencoba memulai pembicaraan dengan teman tersebut.

3.    Penjelasan tentang apa yang dikatakan pada murid: Minta mereka cerita tentang pengalaman mereka dan hal yang berkesan dan menuliskannya dalam buku jurnal mereka.

4.    Penjelasan tentang tujuan: Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sosial murid

Terintegrasi dalam mata pelajaran

1.    Teknik: Kegiatan Menulis Pengalaman Bekerjasama Dalam Kelompok

2.    Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru: murid diminta untuk mengingat Kembali dan memikirkan kejadian/pengalaman yang pernah dialami saat mereka bekerja sama di dalam kelompok.

3.    Penjelasan tentang apa yang dikatakan pada murid:

mengajak murid untuk memikirkan bagaimana kondisi saat diskusi kelompok berjalan dengan baik dan tidak berjalan baik. Apa perbedaan dari kedua kondisi tersebut

4.    Penjelasan tentang tujuan: Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan siswa bekerja dalam kelompok dengan tertib.

PROTOKOL (BUDAYA atau TATA TERTIB)

1.    Teknik Kesepakatan Kelas

2.    Penjelasan tentang apa yang dilakukan guru: Guru meminta murid berinteraksi dalam Menyusun aturan untuk disepakati bersama

3.    Penjelasan tentang apa yang dikatakan pada murid: Bagaimana kondisi kelas yang diinginkan agar nyaman dalam belajar?

4.    Penjelasan tentang tujuan: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi sosial dengan Menyusun kesepakatan kelas

Jumat, 19 Februari 2021

KOMUNITAS PRAKTISI DI SMP NEGERI 3 PETANG

 

 

 

 


                                                                                                            



KOMUNITAS PRAKTISI SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI SMP NEGERI 3 PETANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2020/2021

 

OLEH :

I GEDE JONIARTA

CGP KABUPATEN BADUNG

 



 

 

PEMERINTAH KABUPATEN  BADUNG

DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

SMP NEGERI 3 PETANG

2021


 

 

I.         PENDAHULUAN

Komunitas praktisi merupakan strategi pelengkap bagi pengembangan profesi yang berkelanjutan. Komunitas praktisi merupakan strategi pelengkap bagi pengembangan profesi yang berkelanjutan. Konsep Komunitas Praktisi sudah banyak diterapkan oleh berbagai profesi dan penting pula diterapkan oleh para aktor utama dalam pendidikan yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. 

Istilah Komunitas Praktisi diperkenalkan oleh Etienne Wenger dalam bukunya Community of Practice. Ia mengatakan bahwa Komunitas Praktisi adalah “Sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin” (Wenger, 2012). Praktik yang dimaksud bergantung pada konteks peran sehari-hari anggota komunitas praktisi. Praktik dalam Komunitas Praktisi Guru dapat berupa praktik mengajar dan interaksi dengan murid atau orang tua. ( Klik disini untuk download)

 

1.1    Tujuan Komunitas Praktisi

Komunitas Praktisi memiliki 5 tujuan, yaitu :

1.      Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan pembelajaran

2.      Memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota

3.      Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka

4.      Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi

5.      Mengintegrasikan pembelaj ran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari

 

1.2    Manfaat Komunitas Praktisi

Komunitas Praktik penting sebagai strategi pembelajaran profesional, karena memiliki potensi untuk:

        Membangun jejaring antar guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah dan rekan sejawatnya untuk memiliki kesempatan berinteraksi secara rutin. Para anggota yang datang dari latar belakang berbeda dapat bermanfaat bagi anggota yang lain ;

        Memberikan ruang berbagi informasi, isu kontekstual, pengalaman pribadi yang dapat membangun pemahaman dan wawasan atas sebuah isu bersama ;

        Membangun dialog atau diskusi antar rekan sejawat yang dapat mengeksplorasi strategi dan solusi baru atas tantangan yang dihadapi dan saling mendukung dalam proses pengembangan diri  ;

        Menstimulasi pembelajaran melalui komunikasi, mentoring, coaching dan 4 refleksi diri  ;

        Membagikan pengetahuan yang ada untuk membantu anggota dalam meningkatkan praktik mereka dengan menyedikan forum untuk mengidentifikasi solusi untuk masalah umum dan proses untuk mengumpulkan dan mengevaluasi praktik terbaik;

        Memperkenalkan proses kolaboratif kepada kelompok dan organisasi untuk mendorong gagasan dan pertukaran informasi  ;

        Mendorong anggota komunitas untuk mengembangkan aksi nyata dengan hasil yang terukur; dan

        Menghasilkan pengetahuan baru untuk membantu anggota mengubah praktik mereka untu mengakomodasi perubahan kebutuhan dan teknologi 

 

1.3    Karaktristik Komunitas Praktisi

Tidak semua komunitas dapat dikategorikan sebagai komunitas praktisi. Ada tiga karakteristik yang membedakan komunitas praktisi dengan komunitas lain:

1.             Domain Adanya kesamaan atas hal yang dianggap penting oleh anggota komunitas. Contohnya: Tujuan, identitas, minat, latar belakang, nilai yang dipercaya, keresahan tentang sesuatu isu atau persoalan bersama.

2.             Komunitas Adanya norma/aturan sosial yang disepakati oleh anggota. Contohnya: Saling menghormati antar anggota, keinginan untuk berbagi, niat baik saling mendukung, interaksi yang rutin, terbuka untuk saling bertanya dan niat baik untuk saling mendukung dan berkontribusi.

3.             Praktik Adanya pengetahuan yang dikembangkan, dibagikan dan dipelihara sebagai hasil dari kegiatan komunitas praktisi. Contohnya: Informasi, hasil pembelajaran, pengetahuan yang dibagikan, alat dan bahan untuk pembelajaran atau hasil pembelajaran, dokumen-dokumen dan video.

 

1.4    Aktivitas dalam Komunitas Praktisi

Dengan karakter yang telah dijelaskan, maka sebuah komunitas praktisi setidaknya memilki aktivitas yang meliputi :

1.      Berbagi masalah dan mengembangkan proses untuk mencari penyelesaian masalah

2.      Merumuskan tindakan untuk menyelesaikan masalah

3.      Berbagi pengalaman menjalankan praktik

4.      Merefleksikan tindakan-tindakan yang sudah diambi l untuk melakukan perbaikan

5.      Mendokumentasikan kegiatan dan produk para anggotanya untuk bahan belajar

 

1.5    Budaya Positif dalam Komunitas Praktisis

Lingkungan yang positif adalah aspek penting dalam belajar tidak hanya bagi murid, tapi juga bagi orang dewasa karena dapat menimbulkan aman dan nyaman saat belajar. Lingkungan belajar yang positif akan mendorong anggota komunitas untuk dapat terbuka menunjukkan rasa ingin tahunya dan nyaman mengemukakan pemikiran yang berbeda dari anggota komunitas yang lain. Selain itu, berada dalam lingkungan belajar yang positif membuat anggota terbuka terhadap kegagalan dan tantangan yang dialami sehingga memungkinkan bagi komunitas praktisi bersamasama mencari solusi yang tepat. Apa saja strategi yang dapat dilakukan oleh Guru Penggerak dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif?

1.    Pembelajaran yang relevan bagi anggota Komunitas.

Motivasi belajar orang dewasa akan meningkat jika topik pembelajaran relevan bagi kebutuhan profesionalnya sehari-hari. Anggota komunitas praktisi perlu mengidentifikasi tujuan dan alasan belajarnya dengan jelas sehingga dapat tergambarkan dampak hasil belajarnya bagi dirinya sendiri dan hal-hal yang dianggap penting.

2.    Membangun nilai-nilai Bersama

Anggota Komunitas Praktisi perlu menyepakati nilai-nilai bersama agar interaksi antara anggota dapat berjalan dengan nyaman. Menentukan nilai dan kode etik yang perlu ada di dalam Komunitas, bisa dengan menanyakan kepada para anggota bagaimana mereka ingin diperlakukan satu sama lain atau bagaimana suasana yang mereka ingin rasakan saat belajar di dalam komunitas. Contohnya: Setiap anggota memiliki kesempatan belajar dan berkontribusi yang setara, setiap anggota terbuka pada ide-ide yang berbeda, dan setiap anggota harus memperlakukan anggota lain dengan hormat dan santun. Nilai dan kode etik dalam komunitas perlu dibangun melalui dialog yang positif agar dapat dijalankan dengan nyaman oleh seluruh anggota komunitas.

3.    Melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan

Orang dewasa adalah pembelajar yang mandiri yang ingin turut mengelola proses belajarnya. Oleh karena itu, anggota komunitas juga perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan-keputusan dalam Komunitas Praktisi. Menentukan topik pertemuan komunitas atau cara belajar di komunitas bahkan menentukan pembagian peran di komunitas dengan dialog adalah contoh proses pengambilan keputusan yang dapat dilakukan bersama anggota.

4.    Membangun relasi yang positif antar anggota

Hubungan anggota di dalam komunitas praktisi perlu dibangun secara positif. Guru Penggerak dapat memfasilitasi aktivitas-aktivitas yang memberi kesempatan kepada anggota untuk saling mengenal lebih dekat satu sama lain. Relasi yang positif antara anggota juga meningkatkan rasa percaya dan aman saat belajar di dalam komunitas. Relasi yang positif juga dapat diciptakan dengan membangun sikap saling mendukung dan mengapresiasi setiap capaian kecil yang terjadi di antara anggota komunitas.

5.    Menjadikan refleksi dan umpan balik menjadi bagian dari proses rutin

Lingkungan belajar yang positif dapat dibangun dengan menjadikan refleksi sebagai bagian dari proses rutin di Komunitas Praktisi sehingga anggota komunitas terbiasa melakukan refleksi secara mandiri, begitu pula dengan memberikan dan menerima umpan balik. Terbuka terhadap umpan balik adalah karakteristik guru-guru yang dapat terus berkembang.

Lingkungan belajar yang positif akan mendukung proses belajar guru. Ceritakan kelima strategi di atas kepada rekan sejawat anda di dalam Komunitas Praktisi sehingga seluruh anggota bersemangat dan berkomitmen mewujudkan lingkungan belajar yang positif.


 

1.6    Peran Guru Penggerak dalam Komunitas Praktisi

 

1.7    Tahap Pengembangan Komunitas Praktisi

Berikut ini adalah tahapan dalam pengembangan Komunitas Praktisi :

1.      Tahap merintis

Tahap merintis adalah tahapan memulai sebuah komunitas, Guru Penggerak dapat mengawali membangun Komunitas Praktisi dengan strategi berikut.

a.    Membangun percakapan awal. Guru penggerak melakukan percakapan awal dengan pemimpin sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator urusan, wali kelas atau dengan guru mata pelajaran terkait dengan tujuan dan perubahanperubahan yang ingin dicapai sekolah serta pengembangan kompetensi guru. Percakapan awal sebaiknya dilakukan secara individu agar diskusi bisa lebih dalam.

b.    Menemukan pengikut pertama. Pengikut pertama adalah rekan guru yang bersemangat dan bersedia turut menggerakkan komunitas belajar ber sama Guru Penggerak . Para pengikut pertama biasanya memiliki keresahan yang sama dengan guru penggerak serta berkomitmen untuk turut menggerakkan komunitas praktisi, memiliki kemauan belajar yang kuat atau sudah menerapkan pembelajaran yang berpusat pada murid.

c.    Membangun percakapan bermakna. Percakapan bermakna dimulai dengan pemetaan masalahmasalah dan rencana solusi yang bisa dilakukan bersama. Percakapan berakhir dengan kesepakatan membentuk komunitas prakt i s i sebagai tempat belajar , berdiskusi dan mengembangkan praktik baik.

 

2.      Tahap menumbuhkan

Pada tahap menumbuhkan, komunitas praktisi diharapkan dapat menyebarluaskan pengetahuan dan praktik baik secara lebih luas. Apa saja yang bisa dilakukan oleh penggerak dan anggota komunitas? a. Menyelenggarakan pertemuan belajar secara rutin. 

Pertemuan rutin akan memperkuat proses belajar anggota di komunitas. Jadwal dan lamanya pertemuan rutin perlu disepakati oleh anggota komunitas agar anggota berkomitmen menghadiri pertemuan baik dalam bentuk tatap muka ataupun dalam jaringan. Pertemuan rutin juga memfasilitasi anggota komunitas untuk saling berbagi praktik baik yang dilakukan di ruang kelas dan dampaknya pada murid. Selanjutnya, pertemuan rutin harus sesuai dengan kebutuhan belajar anggota atau menyesuaikan dengan konteks masalah yang ingin dipecahkan.

b.    Mendorong dan mendampingi anggota komunitas menerapkan hasil belajar.

Guru penggerak mendorong dan mendampingi anggota untuk mempraktikkan hasil belajar di Komunitas .

c.    Mendokumentasikan dan membagikan hasil belajar. 

Guru Penggerak dan anggota Komunitas Praktisi bisa mendokumentasikan hasil kegiatan komunitas dan praktik baik yang telah dibagikan di komunitas dalam bentuk tulisan, rekaman audio atau video. Proses dokumentasi ini bermanfaat sebagai sumber belajar bagi anggota komunitas secara lebih luas. Selanjutnya, hasil dokumentasi dapat membagikan hasil pertemuan belajar atau liputan kegiatan pada kanal belajar yang sudah disepakati sebelumnya baik di WhatsApp grup, Telegram, halaman Facebook atau website sekolah. Publikasi konten pembelajaran atau praktik baik dapat menjadi bagian dari percakapan bermakna yang dapat dilakukan di Komunitas. Hasil dokumentasi juga dapat menjadi bagian dari cerita perubahan yang bermanfaat untuk proses monitoring dan evaluasi ketercapaian tujuan belajar anggota komunitas sehingga perlu dikelola dengan baik.

 

3.      Tahap merawat keberlanjutan

Komunitas Praktisi adalah tahap untuk memastikan proses baik yang sudah berjalan di dalam komunitas akan terus memberi dampak positif bagi anggota komunitas dan murid walaupun ter jadi perubahanperubahan situasi yang berkaitan dengan Komunitas Praktisi. Contohnya, adanya pergant ian kepala sekolah, guru penggerak pindah ke sekolah lain, atau bertambah atau berkurangnya anggota. Langkah merawat keberlanjutan antara lain:

a.    Mengembangkan anggota menjadi Penggerak Komunitas Praktisi. 

Dalam periode waktu tertentu, Guru Penggerak perlu mengidentifikasi anggota-anggota yang berpotensi untuk menjadi penggerak untuk kemudian diberikan tanggung jawab sebagai pengelola kegiatan dengan peran yang berbeda-beda sehingga dapat memahami tantangan di setiap peran. Dengan demikian, anggota akan terbiasa menjadi penggerak dan bisa memastikan aktivitas Komunitas Praktisi sesuai tujuan dan kebutuhan anggota.

b.    Menginisiasi kolaborasi. 

Komunitas Praktisi dapat mulai menginisiasi kolaborasi dengan pihak-pihak di luar komunitas yang dapat memperkaya pembelajaran anggota dan dapat membantu anggota mencapai tujuan atau menyelesaikan masalah. Guru Penggerak dapat mendorong anggota komunitas untuk terlibat dalam proyek-proyek kolaborasi tersebut. Menyelenggarakan proyek kegiatan murid. Proyek kegiatan murid memberikan manfaat bagi guru dan murid secara langsung. Proses pengelolaan kegiatan yang kompleks melatih dan menguji anggota komunitas dalam hal komunikasi, kreativitas dan kolaborasi. Proyek kegiatan murid juga dapat memberikan dampak langsung yang terukur bagi capaian hasil belajar murid.

 

 

II.      KOMUNITAS PRAKTISI DI SMP NEGERI 3 PETANG

2.1    Pembentukan dan pelaksanaan Komunitas Pratisi

Langkah-langkah yang dilakukan Calon Guru Penggerak dalam membentuk dan melaksanakan kegiatan Komunitas Praktisi di SMP Negeri 3 Petang, yaitu :

1.      Mendata masalah-masalah yang dihadapi guru selama pembelajaran jarak jauh

Di sekolah saya merintis komunitas praktisi diawali dengan rapat dengan rekan-rekan guru pada tanggal 8 Januari 2021. Saat rapat para guru mengutarakan keluhan saat pembelajaran jarak jauh semester ganjil 2020/2021. Dari keluhan para guru dapat disimpulkan masalah yang dihadapi adalah tingkat partisifasi siswa masih rendah. Ini Nampak dari kehadiran siswa saat vicon masih sedikit yang bisa hadir dikelas maya. Demikian juga saat pengumpulan tugas masih ada yang belum mengumpulkan tugas meskipun sudah lewat batas waktu.

 

2.      Memfasilitasi penyusunan alternative penyelesaian masalah yang dihadapi

Berawal dari keluhan dan kendala yang dihadapi maka saya selaku CGP menawarkan kepada para rekan guru untuk mencari solusi terhadap permasalahan itu. Melaui proses diskusi  dimana setiap guru mengemukakan ide-idenya dan cara pandangnya terhadap kemungkinan solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah kehadiran siswa

 

3.      Merumuskan solusi pemecahan masalah yang dihadapi

Setelah proses diskusi berlangsung maka diperoleh beberapa solusi pemecahan masalah antara lain :

1.    Dibentuknya komunitas praktisi. Komunitas ini beranggotakan guru mapel, wali kelas, Ka.Ur dan Pembina OSIS.

2.    Setiap minggu komunitas praktisi melakukan pertemuan untuk mengkomunikasi hal-hal terkait dengan tingkat keaktifan siswa dalam belajar PJJ

3.    Mengingatkan seluruh siswa akan pentingnya manfaat belajar.

4.    Membuat kesepakatan kelas dimasing-masing maple dan kelas.

5.    Mengumumkan kesepakatan kelas di WAG atau GC

6.    Memantau keaktifan siswa dalam PJJ

7.    Mengumumkan nama-nama siswa yang tidak aktif dalam PJJ

8.    Mengadakan kunjungan rumah oleh guru mapel, wali, Pembina OSIS, BK, dan Wakasek/Kaur ke rumah siswa yang tidak aktif dalam PJJ.

 

4.      Pelaksanaan kegiatan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi

Setelah diperoleh solusi pemecahan masalah, semua guru yang merupakan anggota dari komunitas praktisi mulai melaksanakan kegiatan implementasi solusi pemecahan masalah pada masing-masing kelas dan mapel yang diampu.

Adapun kegiatan guru dalam komunitas praktisi ini antara lain :

 

a.       Membuat pengumuman akan pentingnya kehadiran dan keatifan siswa dalam kelancara PJJ melalui media WA Grop siswa.

 

Gambar 01. Pengumuman yang dibuat di Grop WAG

 

b.      Membuat kesepakatan kelas dengan siswa sesuai dengan mapel yang diampu.

 

Gambar 02. Kesepakatan kelas yang dibuat bersama siswa

 

 

 

c.       Memasang dan mensosialisasikan kesepakatan kelas di room masing-masing.

Gambar 03. Kesepakatan kelas disosialisasikan melalui Google Classroom

 

d.      Memantau kehadiran siswa saat pembelajaran sesuai dengan jadual pelajaran

 

Gambar 04. Pemantauan kehadiran siswa melalui Google Classroom dan zoom meeting

 

 

e.       Merekap kelengkapan tugas yang disetorkan oleh siswa ke guru mapel

Gambar 05. Merekap siswa yang belum menyetorkan tugas

 

f.        Mengumumkan nama-nama siswa yang belum menyetorkan tugas

Gambar 06. Contoh nama siswa yang belum menyetorkan tugas

 

g.      Melaksanakan kunjungan rumah siswa yang belum pernah hadir dan menyetorkan tugas pada hari Senin, 25 Januari 2021.

Gambar 07. Kunjungan ke rumah siswa yang belum meyetorkan tugas oleh CGP dan wali kelas

 

2.2    Hasil Pelaksanaan Komunitas Praktisi

Capaian hasil kegiatan komunitas praktisi ini sudah sesuai dengan harapan yaitu meningkanya keaktifan siswa dalam PJJ. Hal ini dapat dilihat dari :

1.      semakin banyak siswa yang mengerjakan tugas dalam PJJ dan kehadiran saat tatap muka secara daring.

2.      Rekan guru dalam komunitas praktisi juga semakin antusias dan bersemangat memberi motivasi dan perhatian kepada murid.

 

 

2.3    Evaluasi, Refleksi dan Tindak Lanjut

a.      Evaluasi

Berdasarkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan komunitas praktisi ini dapat disampaikan bahwa komunitas praktisi di SMP Negeri 3 Petang sudah berhasil dengan baik yang ditandai dengan semakin banyak siswa yang hadir di google classroom dan saat zoom meeting.  Kegiatan berhasil tentunya berkat dukungan dari semua rekan-rekan guru yang mau bergabung ke dalam komunitas praktisi di SMP Negeri 3 Petang.

 

b.      Refleksi

Kelemahan yang dirasakan sebagai tantangan selama kegiatan ini meskipun sudah berhasil antara lain :

1.    Tidak semua siswa memiliki HP/laptop dalam mendukung PJJ.

2.    Tidak semua guru menggunakan aplikasi GC dalam pembelajaran

3.    Rasa malas siswa dalam mengerjakan tugas.

 

Solusi mengatasi tantangan :

1.    Siswa bisa berkolaborasi dengan teman-temanya dan siswa juga bisa datang kesekolah secara bergantian untuk mengumpulkan tugas ke guru mapel masing-masing.

2.    Guru yang belum memgggunaan aplikasi GC diajak untuk mendownlod aplikasi dan membimbingnya agar bisa menggunakan aplikasi tersebut.

3.    Lebih sering memberikan motivasi pada siswa dan juga melakukan kunjungan rumah

 

Kelebihan yang dapat dilihat selama pelaksanaan komunitas praktisi ini adalah yaitu:

1.      antusiasme guru yang tinggi untuk mau bergabung dalam komunitas praktisi ini

2.      murid menyambut baik kesepakatan kelas ini dan akan mematuhinya dalam pembelajaran (respon positif)

3.      Hubungan CGP dengan rekan guru dan siswa sangat baik, sehingga mudah melakukan komunikasi dan koordinasi

 

c.       Tinda Lanjut

Merujuk pada keberhasilan, kendala, tantangan dan kelebihan dalam kegiatan komunitas praktisi di SMP Negeri 3 Petang makar rencana yang akan dilakukan Calon Guru Penggerak terkait praktik dan pembelajaran yang telah dilakukan mengenai penerapan disiplin positif di kelas dan perintisan komunitas praktisi adalah

1.      Lebih sering menekankan pentingnya disiplin positif dalam belajar dan juga di rumah kepada anak

2.      Menggunakan pendekatan siklus dalam penerapan komunitas praktisi di SMP Negeri 3 Petang

 

 

III.   PENUTUP

Komunitas praktisi memberikan wadah bagi para guru untuk belajar dan berpartisipasi dalam pengembangan diri mereka. Interaksi dan dialog antara anggota komunitas dapat berupa berbagi kekhawatiran, masalah, dan praktik baik untuk direfleksikan bersama-sama. Dengan begitu, anggota komunitas dapat saling dukung untuk mandiri dan berdaya memenuhi kebutuhan profesionalismenya. Maka, penting bagi semua anggota komunitas untuk berkontribusi dan memanfaatkan semua aktivitas di dalam komunitas.