Kamis, 31 Desember 2020

AKSI NYATA 1.3

 

PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RPP 1 LEMBAR MODA DARING

Artikel

 

Oleh:

I Gede Joniarta

Calon Guru Penggerak Kabupaten Badung



1.1  Latar Belakang

 RPP merupakan komponen yang sangat penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu RPP perlu dipersiapan dengan baik sesuai kondisi sekarang ini yaitu situasi pandemic Covid-19 dan disesuaikan dengan daya dukung sekolah.

Akibat pandemic proses pembelajaran  diselenggarakan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam moda daring. Hal ini tentu akan merepotkan para guru termasuk guru di SMP Negeri 3 Petang. Sejak PJJ dimulai sampai saat ini, di SMP Negeri 3 Petang hanya 10% (2 orang dari 20 orang)  guru yang memiliki RPP moda daring.  Sehingga hal ini jauh dari harapan. Oleh karena itu perlu diadakan perubahan yang mendesak agar para guru memiliki RPP 1 lembar  moda daring melalui suatu kegiatan nyata berupa proses pendampingan penyusunan RPP 1 lembar moda daring.

 

1.2  Deskripsi Aksi Nyata

 

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru SMP Negeri 3 Petang dalam menyusun RPP 1 lembar moda daring. Sebelum kegiatan ini terlaksana penulis selaku CGP dari SMP Negeri 3 Petang membuat rancangan awal berupa menyusun agenda kegiatan pendampingan penyusunan RPP 1 Lembar diantaranya:

a.      Melapor kepada Kepala Sekolah, Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 26 November 2020

b.      Sosialisasi kepada seluruh guru, Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 26 November 2020

c.       Menyusun Jadwal kegiatan

 

No

Waktu

Materi

Penyaji

1

08.08.30

Pembuakaan

Kepala Sekolah

2

08.30-10.00

Kebijakan Sekolah dalam pembekajaran di masa pandemic covid-19

Kepala Sekolah

3

10.00-10.30

Istirahat

 

4

10.30-11.00

Sosialisasi SE No. 4 Tahun 2020

Kepala Sekolah

5

11.00-12.00

Overview RPP

I Gede Joniarta

6

12.00-12.30

Istirahat

 

7

12.30-14.00

Overview RPP

I Gede Joniarta

8

14.00-16.00

Praktik penyusunan RPP 1 Lembar

I Gede Joniarta

 

d.      Menyiapkan Alat dan Bahan yang diperlukan berupa laptop, LCD, jaringan listrik, ruangan, dan bahan bacaan terkait penyusunan RPP.

e.      Pelaksanaan Kegiatan pendampingan, Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 3 Desember 2020. Dalam kegiatan pendampingan, CGP langsung berperan sebagai pemateri.

f.        Pengumpulan Hasil kegiatan. Batas pengumpulan hasil kegiatan adalah Kamis, 10 Desember 2020.

g.      Refleksi

h.      Tinda lanjut

 

 

1.3  Hasil Aksi Nyata

 

Hasil yang diperoleh selama menjalankan aksi nyata ini adalah: Guru mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP satu lembar. Dari 17 orang guru mata pelajaran, 16 orang (94,12%) guru sudah menghasilkan RPP satu lembar lengkap sesuai dengan format yang diberikan.

   

1.4  Refleksi Aksi Nyata

Hal baik yang di dapat dari aksi nyata ini adalah para guru bersemangat untuk mengukuti kegiatan pendampingan. Dan para guru juga sudah mampu membuat RPP satu lembar untuk pembelajaran di masa pandemic secara daring. Namun kendati pun demikian masih ada satu orang guru atau 5,88% guru yang belum mampu membuat RPP satu lembar. Berdasarkan kejadian ini, maka CGP melakukan kajian terhadap kendala yang dihadapi oleh satu orang guru dari mata pelajaran IPS.

  

  

1.5  Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Berdasarkan temuan tersebut, maka diambil tindakan perbaikan berupa pendekatan kepada guru yang bersangkutan dan dilakukan pembimbingan secara mandiri disekolah serta melalui telepon.

Bagi guru-guru yang sudah mampu membuat RPP satu lembar moda daring diberikan apresiasi dan penghargaan atas kerja sama dan produk yang dihasilkan.

 

1.6  Dokumentasi Kegiatan 

 Gambar 01. Kegiatan Pembukaan pendampingan penyusunan RPP satu lembar moda daring

Gambar 02. Pemaparan Materi RPP satu lembar oleh CGP

Gambar 03. Guru berkolaborasi menyusun RPP satu lembar moda daring

Gambar 04. Contoh RPP satu lembar









Minggu, 20 Desember 2020

AKSI NYATA MODUL 1.2

 

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENANAMKAN NILAI KOLABORATIF, INOVATIF, DAN REFLEKTIF PADA DIRI SISWA

Artikel

 

Oleh:

I Gede Joniarta

Calon Guru Penggerak Kabupaten Badung

1.1  Latar Belakang

 WHO menetapkan virus Corona sebagai sebuah pandemi. Istilah pandemi menurut KBBI dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas. Saat ini virus Covid 19, (Covid-19 adalah singkatan dari Corona Virus Disease 2019 yang berarti virus corona Covid-19 ini pertama kali muncul di tahun 2019) sudah meluas menjangkiti hampir semua negara di dunia. Corona virus adalah keluarga besar virus yang bisa menyebabkan penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan paling parah, seperti Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS). Sejak pertama kali virus ini terdeteksi di Wuhan, China, pada Desember 2019, wabah ini telah berkembang sangat cepat. WHO lalu melabeli wabah virus corona Covid-19 ini sebagai pandemi global.

Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare, Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap merasa sehat. Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes, punya kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius.

WHO melalui situs resminya www.who.int menyebutkan beberapa cara untuk mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan cara melakukan beberapa langkah pencegahan:

1.      Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.

2.      Jaga jarak setidaknya 1meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin.

3.      Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut.

4.      Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda mengikuti etika batuk dan bersin

5.      Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat.

6.      Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut.

Kesehatan lahir dan batin siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan kebijakan menjaga jarak agar rantai penyebaran terputus dan merupakan salah satu pertimbangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republilk Indonesia mengeluarkan Surat Edaran no. 4 tahun 2020. Poin 2 dalam SE no.4 tahun 2020 menyebutkan bahwa:

a.       Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun keluiusan;

b.      Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19;

c.       Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah;

Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan baiik yang bersifat kualitatif dan berguna. Implikasi dari SE Mendikbud no.4/2020 membuat sekolah melakukan pembelajaran dari rumah untuk para peserta didik, untuk bisa menghasilkan pembelajaran bermakna sesuai point 2a maka guru harus memilih model pembelajaran yang tepat agar menjadi pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran dari rumah terus berlanjut sampai dengan 2 Mei 2020 yang merupakan hari Pendidikan Nasional dimana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan amanah sebagai pembina pada kegiatan upacara memperingati Hari Pendidikan tersebut. Dalam pidatonya Mendikbud menyebutkan pendidikan yang efektif membutuhkan kolaborasi dari guru, siswa dan orangtua, beliau juga menyebutkan saat pandemi Covid 19 ini adalah saat yang tepat untuk melakukan inovasi dan bereksperimen. Dapat diambil kesimpulan bahwa beliau sudah menyebutkan pembelajaran yang tepat dalam masa pandemi Covid 19 ini adalah suatu pembelajaran yang melakukan kolaborasi, inovasi dan eksperimen. Selanjutnya Mendikbud juga memberikan 7 tips belajar dari rumah yang antara lain menyebutkan untuk membagi kelas dalam kelompok kecil dan mencoba model/metode Project Based Learning karena melatih siswa berkolaborasi, gotong royong dan empati.

Model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning yang disebutkan oleh Mendikbud adalah salah satu model pembelajaran yang membuat siswa aktif dan mandiri dalam pembelajaran. Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih berbagai keterampilan berpikir, sikap, dan keterampilan konkret. Sedangkan pada permasalahan kompleks, diperlukan pembelajaran melalui investigasi, kolaborasi dan eksperimen dalam membuat suatu proyek, serta mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek diharapkan melatih kemandirian, kolaborasi dan eksperimen didalam diri siswa atau peserta didik.

Bila kita mengacu pada pandangan Ki Hadjar Dewantara dalam pendidikan bahwa seorang guru selalu memberikan tuntunan yang optimal kepada peserta didik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamanya maka pernyataan ini berimplikasi kepada setiap guru hendaknya  senantiasa memberikan tuntunan kepada setiap peserta didik sesuai bakat dan minatnya. Lebih lanjut Ki Hadjar Dewantara menegaskan dan mengingat pada kita bahwa kaum pendidik hanya dapat menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya itu. Dari konsepsi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Ki Hadjar Dewantara ingin; a) menempatkan anak didik sebagai pusat pendidikan, b) memandang  pendidikan sebagai suatu proses yang dengan demikian bersifat dinamis, dan c) mengutamakan keseimbangan antar cipta, rasa, dan karsa dalam diri anak.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini bila dikaitkan dengan alternative pembelajaran dimasa pandemic yang dikemukakan oleh menteri pendidikan sangat relevan dengan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) agar sesuai dengan kodrat alam dan korat zaman anak.

 

1.2  Deskripsi Aksi Nyata

 Sebelum dilaksanakan aksi nyata, maka penulis menyusun tahapan-tahapan kegiatan antara lain :

1.      Tahapan Persiapan

a.       Pembuatan desain pembelajaran yang memuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disetujui oleh Kepala Sekolah.

b.      Menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran berbasis proyek dan peran orang tua dalam pembelajaran tersebut hal ini perlu dilakukan untuk meyakinkan orang tua bahwa mereka tidak diharapkan menjadi guru karena tidak semua orang tua bisa mendampingi full, sebagian orang tua masih harus pergi bekerja dan melakukan pekerjaan dari rumah. Beri tahu orang tua bahwa guru tetap akan membantu proyek yang dikerjakan siswa dengan terus berkomunikasi dan tidak memberi mereka beban berlebihan. Orang tua juga perlu diberitahu jenis teknologi yang guru gunakan dan yang mungkin digunakan oleh anak-anak mereka. Untuk keluarga yang tidak memiliki akses ke teknologi atau internet, beri pemahaman bahwa kegiatan memerlukan akses ke smartphone atau ponsel pintar, perlengkapan alat-alat listrik yang mudah ditemukan di rumah atau yang mudah diperoleh.

c.       Menjelaskan manfaat melakukan pembelajaran berbasis proyek di rumah yaitu membuat anak aktif dan tidak hanya terpaku pada lembar kerja atau layar handphone. Proyek adalah cara yang bagus untuk membuat anak terlibat dalam pembelajaran otentik dan membangun keterampilan yang bermanfaat. Guru juga dapat menunjukkan bahwa proyek merupakan peluang yang baik bagi keluarga untuk melakukan berbagai hal bersama dan sebaliknya proyek juga dapat membuat anak mandiri.

d.      Menjelaskan cara mendukung anak-anak mereka yaitu dengan memberikan pemahaman kepada orangtua bahwa setiap anak mempunyai gaya yang berbeda dalam belajar, beberapa tips bisa diberikan untuk mempermudah orangtua dalam mendampingi anaknya belajar di rumah yaitu temukan area dan atur untuk mengerjakan tugas sekolah, meskipun itu sudut ruangan. Selanjutnya biarkan anak melatih keterampilan presentasi mereka dan mengajukan pertanyaan serta mendapatkan umpan balik dengan cara bekerja sama dengan siswa lain menggunakan aplikasi teleconference ataupun dengan bertanya orang lain yang lebih tua. Tips ketiga adalah membuat jadwal harian dan mingguan, dan mematuhi tenggat waktu sebagai bagian dari keterampilan manajemen diri

2.      Tahapan pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek di masa pandemi Covid 19 dilakukan menggunakan dengan memilih media yang tepat karena pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka tapi dilakukan menggunakan metode pembelajaran jarak jauh. Pelaksanaan pembelajaran dari rumah yang merupakan pembelajaran jarak jauh menekankan pada konsep pembelajaran dengan menggunakan suatu media yang memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan pembelajar, dengan tidak menimbulkan beban baru karena kondisi pembelajaran yang terjadi adalah bukan kondisi normal. Maka perlu ada media yang mendukung pembelajaran jarak jauh menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Media yang dipilih haruslah media yang dikenal umum, mudah digunakan, menjembatani komunikasi gurudan siswa, dan free/tidak berbayar selain tentu saja mempertimbangkan kondisi dan lokasi guru, siswa dan orangtua (susah sinyal, ekonomi dan tingkat pemahaman terhadap teknologi). Media dengan kriteria tersebut dipilih karena pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran pembelajaran konstruktif yang berpotensi memberdayakan kemampuan kognisi tingkat tinggi. Dalam artikelnya, Irham Ramadhani dan Motlan mengutip pernyataan dari Mansoor dan Moss (1997) yang berpendapat bahwa Project Based Learning adalah pendekatan kolaboratif untuk belajar dan mengajar yang menempatkan peserta didik dalam situasi di mana mereka menggunakan bahasa otentik untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai bagian dari proses, siswa merencanakan proyek, bekerja dalam tugas yang kompleks, dan menilai kinerja dan kemajuan mereka. Sebuah proyek dirancang di sekitar isu-isu, pertanyaan atau kebutuhan yang diidentifikasi oleh peserta didik. Sebagai model pembelajaran, pembelajaran berbasis proyek mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

1.      Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar siswa mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.

2.      Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada, disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.

3.      Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.

4.      Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Siswa mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.

5.      Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.

6.      Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.

 

1.3  Hasil Aksi Nyata

 

Hasil yang diperoleh selama menjalankan aksi nyata ini adalah:

a.       Guru mengembangkan inovasi pembelajaran yang berpihak pada murid (student centered). Sebagai tujuan merdeka belajar guru menelaah respon dari diagnosis non-kognitif awal pada google form. Peserta didik menyatakan tidak suka jika diberi tugas-tugas yang hanya menjawab soal terus. Hal tersebut menimbuklan kebosanan. Beranjak dari hal tersebut, keberpihakan yang dimaksud adalah mengubah instruksi menjadi kesepakatan-kesepakatan berdasarkan gaya belajar yang diinginkan peserta didik. Penekanan merdeka belajar pada kesanggupan menyelesaikan tugas proyek atas keinginan anak, kesanggupan untuk melibatkan orang tua sebagai sumber belajar dirumah, inovasi karya berdasarkan potensi yang dimiliki, dan kebebasan berpendapat saat mempresentasikan hasil karya dalam vicon.

b.      Respon siswa terkait usaha guru menciptakan merdeka belajar melalui penugasan Project sangatlah positif. Peserta didik sangat antusias mengikuti kegitan pembuatan proyek berupa membuat rangkaian listrik sederhana dengan menggunakan bahan dan barang bekas sehingga para murid dapat merasa senang dan bebas mengeluarkan ide-ide kreatif (inovatif) mereka dan menghilangkan anggapan bahwa pembelajaran IPA  menakutkan melainkan menyenangkan.

c.       Selama pembuatan proyek murid juga harus saling bekerja (kolaboratif) sama demi lancarnya pembuatan proyek.

d.      Setiap kali mereka membuat tahapan rangkaian listrik selalau diiluti dengan refleksi diantara mereka.

e.       Selain Respon siswa di atas, hasil lain adalah produk rangkaian listrik sederhana dan video/foto pembuatannya, serta suasana murid saat bekerja berkelompok

 

 

1.4  Refleksi Aksi Nyata

Hal baik yang di dapat dari aksi nyata merdeka belajar berbasis Tri Hita Karana tersebut adalah perlahan mengubah mind set penulis tentang pola pengajaran guru. Jika awalnya penulis selalu memberikan tugas melalui instruksi sekarang lebih diupayakan memberikan tuntunan tanpa melepaskan. Kesepakatan di awal pembelajaran diperlukan untuk menggali potensi peserta didik. Dari tuntunan tersebut akan tercipta kreativitas peserta didik sesuai potensi yang dimilikinya. Tugas pendidik menuntun secara relevan dan kontekstual mewujudkan murid merdeka sesuai kodratnya sendiri. Hal tersebut menciptakan kesenangan (neng), keheningan (ning), ketenangan (nang), dan renungan (nung) bagi peserta didik dalam menanamkan budhi dan pekerti. Kendala yang dialami, yaitu sulitnya menuntun peserta didik dalam kondisi belajar daring. Solusi yang dilakukan, yaitu karena tidak dapat bertatap muka secara langsung, pendidik harus ekstra sabar dalam memberikan tuntunan. Kendala dalam pelaksanaan belajar dari rumah diikhlaskan untuk tujuan menghamba pada murid di tengah pandemi.

  

1.5  Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Kedepannya penulis akan menularkan hal-hal baik yang sudah dilakukan terkait penerapan merdeka belajar kepada rekan-rekan guru di sekolah. Secara berkala pada waktu rapat, seluruh guru diajak untuk melakukan refleksi tentang praktik baiknya dalam mengajar. Sehingga dari refleksi tersebut akan muncul keberhasilan dan kelemahan yang perlu diperbaiki. Keberhasilan yang dialami guru akan menjadi kekuatan bagi sekolah untuk meningkatkan layanannya kepada peserta didik.

 

1.6  Dokumentasi Kegiatan

 












Jumat, 11 Desember 2020

Aksi Nyata Modul 1.1


 

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MEWUJUDKAN MERDEKA BELAJAR PADA ANAK

Artikel

 

Oleh:

I Gede Joniarta

Calon Guru Penggerak Kabupaten Badung


1.1  Latar Belakang

 

WHO menetapkan virus Corona sebagai sebuah pandemi. Istilah pandemi menurut KBBI dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas. Saat ini virus Covid 19, (Covid-19 adalah singkatan dari Corona Virus Disease 2019 yang berarti virus corona Covid-19 ini pertama kali muncul di tahun 2019) sudah meluas menjangkiti hampir semua negara di dunia. Corona virus adalah keluarga besar virus yang bisa menyebabkan penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan paling parah, seperti Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS). Sejak pertama kali virus ini terdeteksi di Wuhan, China, pada Desember 2019, wabah ini telah berkembang sangat cepat. WHO lalu melabeli wabah virus corona Covid-19 ini sebagai pandemi global.

Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare, Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap merasa sehat. Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes, punya kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius.

WHO melalui situs resminya www.who.int menyebutkan beberapa cara untuk mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan cara melakukan beberapa langkah pencegahan:

1.      Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.

2.      Jaga jarak setidaknya 1meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin.

3.      Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut.

4.      Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda mengikuti etika batuk dan bersin

5.      Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat.

6.      Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut.

Kesehatan lahir dan batin siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan kebijakan menjaga jarak agar rantai penyebaran terputus dan merupakan salah satu pertimbangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republilk Indonesia mengeluarkan Surat Edaran no. 4 tahun 2020. Poin 2 dalam SE no.4 tahun 2020 menyebutkan bahwa:

a.       Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun keluiusan;

b.      Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19;

c.       Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah;

Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan baiik yang bersifat kualitatif dan berguna. Implikasi dari SE Mendikbud no.4/2020 membuat sekolah melakukan pembelajaran dari rumah untuk para peserta didik, untuk bisa menghasilkan pembelajaran bermakna sesuai point 2a maka guru harus memilih model pembelajaran yang tepat agar menjadi pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran dari rumah terus berlanjut sampai dengan 2 Mei 2020 yang merupakan hari Pendidikan Nasional dimana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan amanah sebagai pembina pada kegiatan upacara memperingati Hari Pendidikan tersebut. Dalam pidatonya Mendikbud menyebutkan pendidikan yang efektif membutuhkan kolaborasi dari guru, siswa dan orangtua, beliau juga menyebutkan saat pandemi Covid 19 ini adalah saat yang tepat untuk melakukan inovasi dan bereksperimen. Dapat diambil kesimpulan bahwa beliau sudah menyebutkan pembelajaran yang tepat dalam masa pandemi Covid 19 ini adalah suatu pembelajaran yang melakukan kolaborasi, inovasi dan eksperimen. Selanjutnya Mendikbud juga memberikan 7 tips belajar dari rumah yang antara lain menyebutkan untuk membagi kelas dalam kelompok kecil dan mencoba model/metode Project Based Learning karena melatih siswa berkolaborasi, gotong royong dan empati.

Model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning yang disebutkan oleh Mendikbud adalah salah satu model pembelajaran yang membuat siswa aktif dan mandiri dalam pembelajaran. Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih berbagai keterampilan berpikir, sikap, dan keterampilan konkret. Sedangkan pada permasalahan kompleks, diperlukan pembelajaran melalui investigasi, kolaborasi dan eksperimen dalam membuat suatu proyek, serta mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek diharapkan melatih kemandirian, kolaborasi dan eksperimen didalam diri siswa atau peserta didik.

Bila kita mengacu pada pandangan Ki Hadjar Dewantara dalam pendidikan bahwa seorang guru selalu memberikan tuntunan yang optimal kepada peserta didik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamanya maka pernyataan ini berimplikasi kepada setiap guru hendaknya  senantiasa memberikan tuntunan kepada setiap peserta didik sesuai bakat dan minatnya. Lebih lanjut Ki Hadjar Dewantara menegaskan dan mengingat pada kita bahwa kaum pendidik hanya dapat menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya itu. Dari konsepsi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Ki Hadjar Dewantara ingin; a) menempatkan anak didik sebagai pusat pendidikan, b) memandang  pendidikan sebagai suatu proses yang dengan demikian bersifat dinamis, dan c) mengutamakan keseimbangan antar cipta, rasa, dan karsa dalam diri anak.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini bila dikaitkan dengan alternative pembelajaran dimasa pandemic yang dikemukakan oleh menteri pendidikan sangat relevan dengan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) agar sesuai dengan kodrat alam dan korat zaman anak.

 

1.2  Deskripsi Aksi Nyata

 

Sebelum dilaksanakan aksi nyata, maka penulis menyusun tahapan-tahapan kegiatan antara lain :

1.      Tahapan Persiapan

a.       Pembuatan desain pembelajaran yang memuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disetujui oleh Kepala Sekolah.

b.      Menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran berbasis proyek dan peran orang tua dalam pembelajaran tersebut hal ini perlu dilakukan untuk meyakinkan orang tua bahwa mereka tidak diharapkan menjadi guru karena tidak semua orang tua bisa mendampingi full, sebagian orang tua masih harus pergi bekerja dan melakukan pekerjaan dari rumah. Beri tahu orang tua bahwa guru tetap akan membantu proyek yang dikerjakan siswa dengan terus berkomunikasi dan tidak memberi mereka beban berlebihan. Orang tua juga perlu diberitahu jenis teknologi yang guru gunakan dan yang mungkin digunakan oleh anak-anak mereka. Untuk keluarga yang tidak memiliki akses ke teknologi atau internet, beri pemahaman bahwa kegiatan memerlukan akses ke smartphone atau ponsel pintar, perlengkapan alat-alat listrik yang mudah ditemukan di rumah atau yang mudah diperoleh.

c.       Menjelaskan manfaat melakukan pembelajaran berbasis proyek di rumah yaitu membuat anak aktif dan tidak hanya terpaku pada lembar kerja atau layar handphone. Proyek adalah cara yang bagus untuk membuat anak terlibat dalam pembelajaran otentik dan membangun keterampilan yang bermanfaat. Guru juga dapat menunjukkan bahwa proyek merupakan peluang yang baik bagi keluarga untuk melakukan berbagai hal bersama dan sebaliknya proyek juga dapat membuat anak mandiri.

d.      Menjelaskan cara mendukung anak-anak mereka yaitu dengan memberikan pemahaman kepada orangtua bahwa setiap anak mempunyai gaya yang berbeda dalam belajar, beberapa tips bisa diberikan untuk mempermudah orangtua dalam mendampingi anaknya belajar di rumah yaitu temukan area dan atur untuk mengerjakan tugas sekolah, meskipun itu sudut ruangan. Selanjutnya biarkan anak melatih keterampilan presentasi mereka dan mengajukan pertanyaan serta mendapatkan umpan balik dengan cara bekerja sama dengan siswa lain menggunakan aplikasi teleconference ataupun dengan bertanya orang lain yang lebih tua. Tips ketiga adalah membuat jadwal harian dan mingguan, dan mematuhi tenggat waktu sebagai bagian dari keterampilan manajemen diri

2.      Tahapan pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek di masa pandemi Covid 19 dilakukan menggunakan dengan memilih media yang tepat karena pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka tapi dilakukan menggunakan metode pembelajaran jarak jauh. Pelaksanaan pembelajaran dari rumah yang merupakan pembelajaran jarak jauh menekankan pada konsep pembelajaran dengan menggunakan suatu media yang memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan pembelajar, dengan tidak menimbulkan beban baru karena kondisi pembelajaran yang terjadi adalah bukan kondisi normal. Maka perlu ada media yang mendukung pembelajaran jarak jauh menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Media yang dipilih haruslah media yang dikenal umum, mudah digunakan, menjembatani komunikasi gurudan siswa, dan free/tidak berbayar selain tentu saja mempertimbangkan kondisi dan lokasi guru, siswa dan orangtua (susah sinyal, ekonomi dan tingkat pemahaman terhadap teknologi). Media dengan kriteria tersebut dipilih karena pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran pembelajaran konstruktif yang berpotensi memberdayakan kemampuan kognisi tingkat tinggi. Dalam artikelnya, Irham Ramadhani dan Motlan mengutip pernyataan dari Mansoor dan Moss (1997) yang berpendapat bahwa Project Based Learning adalah pendekatan kolaboratif untuk belajar dan mengajar yang menempatkan peserta didik dalam situasi di mana mereka menggunakan bahasa otentik untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai bagian dari proses, siswa merencanakan proyek, bekerja dalam tugas yang kompleks, dan menilai kinerja dan kemajuan mereka. Sebuah proyek dirancang di sekitar isu-isu, pertanyaan atau kebutuhan yang diidentifikasi oleh peserta didik. Sebagai model pembelajaran, pembelajaran berbasis proyek mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

1.      Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar siswa mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.

2.      Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada, disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.

3.      Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.

4.      Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Siswa mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.

5.      Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.

6.      Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.

 

1.3  Hasil Aksi Nyata

 

Hasil yang diperoleh selama menjalankan aksi nyata ini adalah:

a.       Guru mengembangkan inovasi pembelajaran yang berpihak pada murid (student centered). Sebagai tujuan merdeka belajar guru menelaah respon dari diagnosis non-kognitif awal pada google form. Peserta didik menyatakan tidak suka jika diberi tugas-tugas yang hanya menjawab soal terus. Hal tersebut menimbuklan kebosanan. Beranjak dari hal tersebut, keberpihakan yang dimaksud adalah mengubah instruksi menjadi kesepakatan-kesepakatan berdasarkan gaya belajar yang diinginkan peserta didik. Penekanan merdeka belajar pada kesanggupan menyelesaikan tugas proyek atas keinginan anak, kesanggupan untuk melibatkan orang tua sebagai sumber belajar dirumah, inovasi karya berdasarkan potensi yang dimiliki, dan kebebasan berpendapat saat mempresentasikan hasil karya dalam vicon.

b.      Respon siswa terkait usaha guru menciptakan merdeka belajar melalui penugasan Project sangatlah positif. Peserta didik sangat antusias mengikuti kegitan pembuatan proyek berupa membuat rangkaian listrik sederhana dengan menggunakan bahan dan barang bekas sehingga para murid dapat merasa senang dan bebas mengeluarkan ide-ide kreatif mereka dan menghilangkan anggapan bahwa pembelajaran IPA  menakutkan melainkan menyenangkan.

c.       Selain Respon siswa di atas, hasil lain adalah produk rangkaian listrik sederhana dan video/foto pembuatannya, serta suasana murid saat bekerja berkelompok

 

 

1.4  Refleksi Aksi Nyata

Hal baik yang di dapat dari aksi nyata merdeka belajar berbasis Tri Hita Karana tersebut adalah perlahan mengubah mind set penulis tentang pola pengajaran guru. Jika awalnya penulis selalu memberikan tugas melalui instruksi sekarang lebih diupayakan memberikan tuntunan tanpa melepaskan. Kesepakatan di awal pembelajaran diperlukan untuk menggali potensi peserta didik. Dari tuntunan tersebut akan tercipta kreativitas peserta didik sesuai potensi yang dimilikinya. Tugas pendidik menuntun secara relevan dan kontekstual mewujudkan murid merdeka sesuai kodratnya sendiri. Hal tersebut menciptakan kesenangan (neng), keheningan (ning), ketenangan (nang), dan renungan (nung) bagi peserta didik dalam menanamkan budhi dan pekerti. Kendala yang dialami, yaitu sulitnya menuntun peserta didik dalam kondisi belajar daring. Solusi yang dilakukan, yaitu karena tidak dapat bertatap muka secara langsung, pendidik harus ekstra sabar dalam memberikan tuntunan. Kendala dalam pelaksanaan belajar dari rumah diikhlaskan untuk tujuan menghamba pada murid di tengah pandemi.

 

 

1.5  Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Kedepannya penulis akan menularkan hal-hal baik yang sudah dilakukan terkait penerapan merdeka belajar kepada rekan-rekan guru di sekolah. Secara berkala pada waktu rapat, seluruh guru diajak untuk melakukan refleksi tentang praktik baiknya dalam mengajar. Sehingga dari refleksi tersebut akan muncul keberhasilan dan kelemahan yang perlu diperbaiki. Keberhasilan yang dialami guru akan menjadi kekuatan bagi sekolah untuk meningkatkan layanannya kepada peserta didik.

 


 

1.6  Dokumentasi Kegiatan




Gambar 01. Google form untuk mengetahui respon dari diagnosis non-kognitif awal





Gambar 02. Siswa lebih senang belajar bila diberikan materi terlebih dahulu




Gambar 03. Pernyataan awal siswa terkait dengan pemberian tugas proyek 




Gambar 04. Siswa lebih senang merancang sendiri proyek yang dibuat



Gambar 05. Siswa sedang mengerjakan proyek rangkaian listrik